KOTA MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Yang begini sudah pasti jarang terjadi, seorang petinggi penegak hukum rela duduk lesehan dengan sejumlah remaja. Halilah Rama Purnama, Kajari Kota Mojokerto duduk bareng dengan puluhan anak tingkatan SMP-SMA dalam acara kumpul bareng Forum Anak Kota Mojokerto (Forkom) di pendopo Graha Praja Wijaya Pemkot setempat, Kamis (6/7).
Dalam acara memperingati Hari Anak Nasional sekaligus Hari Adhyaksa ke 57 yang digagas Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) itu, Halilah yang baru tujuh bulan memimpin lembaga yudikatif ini tampak gayeng sembari menyampaikan pendidikan hukum dan menjaring aspirasi anak-anak.
Baca Juga: Kota Mojokerto Mulai Uji Coba Makan Bergizi Gratis Bagi 14 Ribu Siswa SD-SMPN
Karena tanpa kursi lazimnya acara resmi, Wali Kota Masud Yunus dan sejumlah pejabat setempat, lurah dan guru yang hadir mau tak mau duduk di atas tikar yang disediakan panitia.
"Sistem hukum kita mengutamakan penyelesaian perkara anak di luar pengadilan. Kita mengedepankan pemulihan anak, bukan dengan pidana melainkan, melalui pola diversi," papar Kajari dalam kuliah umumnya.
Sistem diversi ini, katanya, berlaku untuk anak pelanggar pidana dengan ancaman hukuman di bawah 7 tahun penjara. "Misalnya, ada anak mencuri mobil mewah BMW di pinggir jalan. Sistem diversi ini berlaku, tidak demikian dengan seorang anak yang mencuri HP temannya di laci, karena ada unsur pemberatan maka sistem ini tidak berlaku. Artinya, ini tidak melihat besar kecilnya barang yang diambil," tambahnya melalui Kasi Pidum Triyono.
Baca Juga: Pemkot Mojokerto Gelar Puncak Peringatan HUT ke-79 PGRI dan Hari Guru Nasional 2024
Selain itu, ia menuturkan, sistem diversi ini juga tidak berlaku bagi anak yang sudah berstatus residivis.
Ia mengungkapkan telah melakukan serangkaian upaya pencegahan tindak kejahatan. Mengambil slogan Kejari sahabat anak, ia menjalankan program jaksa masuk sekolah dan pesantren. Juga, bekerja sama dengan Dinas terkait dalam upaya pembinaan anak diversi atau penyelesaian diluar pengadilan.
"Ini semua untuk melangkah ke Kota Layak Anak yang memberikan perlindungan dan memberikan hak-hak anak," tambahnya.
Baca Juga: Punya Bukit Teletubbies, TPA Randegan Serap Kunjungan Wisata Daerah
Sesi ini berlangsung menarik. Sebab, Kajari menggunakan teknik pembicaraan dua arah ketika beraudensi dengan para pemuda itu. Praktis, suasana tampak cair dan riuh lantaran respon beragam dari anak-anak.
Ketika ditanya pendapatnya soal kawasan kongkow paling asyik, yakni di jalan Benteng Pancasila, mereka spontan mengeluh. "Lahan parkirnya sempit juga banyak pengamen," jawab mereka.
Persoalan ini, langsung dilempar Kajari ke Wali Kota. Orang nomer satu di pemkot itu serta merta meresponnya dengan menyatakan akan meneruskan keluhan tibum itu ke Pol PP.
Baca Juga: 3 Raperda Hasil Fasilitasi Gubernur Jatim Turun, Pemkot Mojokerto Sodorkan 5 Raperda Baru
Acara itu diwarnai berbagai unjuk kebolehan, seperti drama dan lagu, puisi serta tebak-tebakan.
Sementara itu, usai acara, Wali Kota Masud Yunus berharap Forkom ini memberikan hak dan perlindungan terhadap anak yang dipandegani pemerintah setempat. "Ini juga memberikan kegiatan positif pada anak utuk menyamaikan aspirasi ekspresi kepada pemkot," katanya.
Terhadap usulan soal fasilitas dan keluhan terhadap pengamen, ia mengatakan akan meminta dinas melakukan penertiban. "Kami teruskan keluhan ini kepada Pol PP untuk ditindak lanjuti," tegasnya. (yep)
Baca Juga: Pemkot Mojokerto Sukses Turunkan Jumlah Pengangguran
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News