Cegah Konflik Pilgub di Jatim, Kalimasadha Undang Cak Nun

Cegah Konflik Pilgub di Jatim, Kalimasadha Undang Cak Nun Ketua YKN Jatim, Yusuf Husni.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Yayasan Kalimasadha Nusantara prihatin dengan potensi konflik horizontal yang terus terjadi sejak pemilihan kepala daerah DKI Jakarta. Yayasan yang didirikan politisi Sigid Haryo Wibisono (SHW) ini mengharapkan Jawa Timur yang sebentar lagi punya gawe Pemilihan Gubernur, tidak tertular konflik pasca pilgub Jakarta.

Upaya itu dilakukan YKN ini dengan cara menggelar Halal Bihalal’e Arek Suroboyo bersama Kyai Kanjeng dan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun Rabu 19 Juli 2017 di depan kantor SHW Center Jl Imam Bonjol No 78 . Kegiatan diharapkan bisa menjadi refleksi sekaligus momentum kembali ke persatuan. Dengan mengundang Emha Ainun Najib, BangBang Wetan dan Kiai Kanjeng, jalinan silaturahmi diharapkan bisa memperkuat pencerahan akan masa depan NKRI. Baik untuk tamu undangan maupun masyarakat umum yang hadir. Khususnya, bagi warga Jawa Timur yang akan menghadapi agenda politik, Pemilhan Gubernur (Pilgub).

Baca Juga: Dampingi Kapolri dan Panglima TNI, Pj Adhy Tinjau Persiapan Natal 2024 di Gereja Bethany Surabaya

“Kami mengajak semua elemen bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh Jawa Timur yang formal maupun informal. Ini untuk mengikat silaturahmi, agar kehidupan berbangsa dan bernegara semakin harmonis tidak terganggu oleh perbedaan,” ujar Yusuf Husni Ketua YKN Jawa Timur, Jumat (14/7).

Anggota DPRD Jatim periode 2004-2009 itu bercerita, semangat ini dilakukan berdasarkan pada semangat para pendahulu di negara Indonesia. Ketika sedang mengalami kondisi perpecahan dan perbedaan, Presiden Ir Soekarno pada Hari Raya Idul Fitri 1948. Presiden pertama RI itu menemui ulama besar KH Abdul Wahab Hasbullah untuk mencari cara terbaik tanpa meninggalkan satu kelompok dengan kelompok lainnya. Muncullah saran untuk menggelar silaturahim nasional manfaatkan momen lebaran kala itu.

Namun Bung Karno meminta ada istilah lain yang menjadi refleksi menjaga kesatuan Republik Indonesia. “Kala itu Bung Karno menginginkan istilah lain bukan sekedar silaturahim yang bagi umat Islam memang sunah hukumnya. Muncullah istilah Halal Bihalal, inilah yang sedang kita contoh,” terangnya.

Baca Juga: Pengamanan Nataru, Polda Jatim Kerahkan Ribuan Personel di Operasi Lilin Semeru 2024

Menurut Yusuf, membaca sejarah saat itu, kondisinya nyaris sama persis dengan saat ini. Elite politik saling bertikai yang menguras energi dan seolah mengabaikan persoalan di depan mata. “Ini kalau terus dibiarkan, bisa membuat tingginya kesenjangan sosial dan ekonomi yang bisa mengancam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujar pria yang akrab disapa Cak Ucup itu. (mdr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Angkot Terbakar di Jalan Panjang Jiwo, Sopir Luka Ringan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO