SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Latihan gabungan Sea Garuda adalah latihan bilateral antara TNI AL dan Royal Thai Navy (RTN) yang diadakan secara rutin setiap 2 tahun sekali. Tahun ini latihan Sea Garuda 19AB-17 kembali digelar dan dibuka langsung oleh Asisten Operasi (Asops) Pangarmatim Kolonel Laut (P) Ariantyo Condrowibowo mewakili Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda (Laksda) TNI Darwanto, S.H., M.A.P., selaku Direktur Latihan (Dirlat) di Puslat Kaprang, Kolatarmatim, Ujung Surabaya, Rabu (02/08/2017).
Latihan ini diselenggarakan mulai tanggal 1 s.d. 11 Agustus 2017 melibatkan 2 kapal perang dari TNI AL yakni KRI Diponegoro-365 dan KRI Sultan Hasanuddin-366 serta unsur udara Helikopter BO-105 dan CN-235 MPA dari Puspenerbal. Sedangkan Angkatan Laut Thailand melibatkan 2 kapal perangnya, yaitu HTMS Khirirat-432 dan HTMS Shukotai-442.
Baca Juga: Komitmen TNI AL dalam Pembinaan Olahraga Nasional, Koarmada II Gelar Kejurnas Karate
Latihan Sea Garuda 19AB-17 kali ini juga melibatkan peran Marinir dalam latihan taktik perang amfibi, serta melaksanakan manuver lapangan dengan tujuan berbagi pengetahuan dan pengalaman antara kedua Angkatan Laut negara ASEAN tersebut.
Pangarmatim dalam amanatnya yang dibacakan oleh Asops Pangarmatim menyampaikan ucapan selamat datang, khususnya kepada Angkatan Laut Thailand (Royal Thai Navy) dalam upacara pembukaan latihan bilateral dengan sandi Sea Garuda 19AB-17 antara TNI Angkatan Laut dan RTN.
"Pada saat ini, tantangan keamanan maritim yang dihadapi angkatan laut modern telah beralih dari ancaman tradisional terhadap masalah keamanan maritim nontradisional seperti Terorisme, Search and Rescue, lingkungan maritim, kejahatan terorganisasi transnasional dan isu lainnya. Untuk itu memerlukan solusi komprehensif yang dapat melibatkan negara di wilayah yang sama seperti Thailand dan Indonesia. Menghadapi tantangan serupa, latihan bilateral ini memainkan peran strategis dan penting untuk berbagi pengalaman antara RTN dan TNI AL," papar Pangarmatim.
Baca Juga: Upaya Entas Kemiskinan, Pj. Gubernur Adhy Serahkan Program Rehab RTLH Warga Tak Mampu di Kediri
"Adanya perbedaan dalam prosedur dan perbedaan bahasa antara kedua Angkatan Laut bukanlah sebagai penghalang, namun saya yakin kedua pihak akan dapat melakukan latihan ini dengan baik dan sukses. Utamakan zero accident selama latihan di laut. Saya sangat berharap, melalui latihan bilateral ini, kita dapat bekerjasama melalui pemahaman untuk mengatasi persoalan masalah keamanan non tradisional yang telah terjadi di wilayah kita," sambungnya.
Latihan ini dikomandoi oleh Komandan Satuan Kapal Cepat (Dansatkat) Koarmatim Kolonel Laut (P) Rudhi Aviantara, S.E., M.Si sebagai Commander Task Group (CTG) dan Chief of Staff, Frigate Squadron 1, yaitu Kolonel Surasak Pratanvorapanya sebagai Deputy Commander Task Group (DCTG) yang akan melibatkan lebih dari 500 personil TNI AL dan RTN termasuk unsur Angkatan Laut masing-masing negara. Usai acara pembukaan, para peserta Sea Garuda 19AB-17 dilanjutkan dengan diskusi AAW, ASW dan Gunnery.
Hadir dalam acara tersebut Asrena Pangarmatim Kolonel Laut (P) Rony Saleh, para Komandan Satuan jajaran Koarmatim, para Komandan Unsur yang berada di Pangkalan dan para Delegasi TNI AL serta RTN. (*)
Baca Juga: Bersama Presiden Jokowi, Menteri ATR/BPN Peroleh Brevet Kehormatan Hiu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News