KOTA MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Satgas Ketahanan Pangan (SKP) melaunching Gerakan Stabilitas Pangan jelang hari raya Idul Adha. Upaya antisipasi gejolak harga sembako yang dipandegani Sub Bulog Surabaya Selatan, Polres Kabupaten Mojokerto dan Kodim 0815 Mojokerto ini akan berlangsung hingga dua minggu ke depan atau seminggu pasca hari raya Haji.
"Operasi pasar ini sengaja kita gelar setiap menjelang hari raya. Pada hari raya Idul Adha ini kami kembali melakukan OP untuk mengantisipasi gejolak harga kebutuhan pokok sampai satu minggu setelah Lebaran Haji," jelas Kasub Bulog Surabaya Selatan Arsyad usai membuka OP di kantor Sub Bulog setempat, (25/8) kemarin.
Baca Juga: Pedagang Lega, Stok dan Harga Beras Jelang Nataru di Mojokerto Terkendali
Arysad menjelaskan pihaknya akan menyediakan pelbagai sembako mulai dari minyak goreng, gula, tepung terigu telur, bawang putih dan bawang merah serta cabe. "Soal harganya, tentu bersaing dengan harga pasar. Kalau lokasinya, kita mobile dari pasar ke pasar," terangnya lebih lanjut.
Dalam OP ini, pihak Bulog mematok harga sesuai dengan kualitas. Setidaknya ada tiga pilihan jenis beras yang disediakan mulai dari biasa, medium hingga kelas premium. Dalam kesempatan itu ia mengungkapkan bahwasanya kondisi harga sembako di pasaran relatif masih stabil. "Kita hanya mengantisipasi agar tidak ada gejolak harga," ulangnya.
Arsyad mengklaim kebutuhan beras yang ia sediakan dalam jumlah tak terbatas. "Stok kita bisa sampai 6-7 bulan ke depan," ujarnya.
Baca Juga: Antisipasi Kenaikan Harga Jelang Natal dan Tahun Baru, Bulog Siap Operasi Pasar 5 Ton per Hari
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Kabupaten Mojokerto, AKP Budi Santoso mengaku akan memback up penuh kegiatan Bulog untuk stabilitas sembako. "Kami sengaja mengantisipasi jangan sampai harga yang naik tak terkendali," tegasnya.
Ia juga mewarning agar tidak ada pihak yang memanfaatkan momentum hari raya ini. "Jangan ada sampai ada penimbunan-penimbunan. Kalau ada yang menimbun langsung kita tindak," tandasnya.
Sebagai upaya antisipasi terjadinya kelangkaan beras, ia mengaku telah melakukan sejumlah upaya, di antaranya berkeliling huller. "Kita keliling ke penggilingan padi, dan kita upayakan semua padi harus masuk Bulog. Jangan sampai ada penjualan padi melebihi HET. Kita keliling untuk itu," pungkas ia kemudian.
Baca Juga: DPRD Jombang Sidak Gudang Bulog, Temukan Beras Berkutu dan Berubah Warna
OP perdana ini disambut antusias warga sekitar kantor Bulog. Sejumlah warga dan pengguna jalan langsung menyerbu komoditas yang dijual begitu acara selesai. Dari pantauan di lapangan, warga kebanyakan membeli beras kemasan 5 kg dan minyak goreng yang dijual di bawah harga pasar. (yep/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News