BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman melakukan kunjungan kerja di Desa Gedungarum, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Senin siang (22/1).
Mentan melakukan panen raya padi bersama Gubernur Jatim Soekarwo, Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin, Pangdam V Brawijaya dan para Dandim se-Jawa Timur, Direktur Bulog Jatim serta beberapa instansi terkait dari Pemprov Jatim dan pejabat Pemkab Bojonegoro.
Baca Juga: Bersama Menteri Pertanian, Gubernur Khofifah Panen dan Tanam Padi di Tuban
Soekarwo yang akrab disapa Pakde Karwo mengapresiasi kepada TNI-Polri yang terus memantau pertanian, serta terus mengontrol KPPU di wilayah Jawa Timur, khususnya di Bojonegoro.
"Perkara produksi gabah di Jawa Timur sudah selesai, yakni sebanyak 8.751 ton beras dan dikonsumsi oleh 33.500 juta penduduk," ungkapnya saat pidato di hadapan Mentan dan puluhan pejabat lainnya.
Pakde Karwo juga menyuarakan penolakan terhadap impor beras yang dilakukan oleh pemerintah pusat. Kata dia, beberapa wilayah di Indonesia, khususnya Jawa Timur saat ini sedang melakukan panen raya, sehingga kelangkaan beras akan segera teratasi.
Baca Juga: Pertanian Tumbuh 16,24 Persen saat Pandemi, Mentan Apresiasi Petrokimia Gresik
Sementara Andi Amran Sulaiman mengungkapkan pada tahun 2016 - 2017 pemerintah tidak melakukan impor beras sedikit pun, justru melakukan ekspor ke luar negeri. "Tetapi awal tahun ini sejumlah wilayah di Indonesia sedang panen, tetapi pemerintah mau impor beras, ini salah siapa," kata Amran menyinggung Bulog yang bandel menyerap gabah petani.
Lanjut Amran, semingguan lagi seluruh Indonesia akan panen padi sekitar dua juta hektar, dengan produksi beras sekitar 5-6 juta ton, dan 2.5 juta per bulan dikonsumsi oleh masyarakat.
"Artinya masih surplus banyak yang bisa diserap pihak Bulog. Jangan terjadi seperti tahun sebelumnya penyerapan hanya separuh. Kerjakan yang serius," tandasnya.
Baca Juga: Pastikan Penanganan PMK Terkendali, Mentan Tinjau Peternakan di Gresik
Bupati Bojonegoro Suyoto di sela mendampingi kunjungan Mentan juga menolak impor beras yang dilakukan pemerintah. Menurut Kang Yoto, panen di wilayah Bojonegoro selalu melimpah dan kualitasnya bagus. Sehingga jika impor jadi dilakukan maka petani akan merugi.
"Orang Kanor berterimakasih sekali kepada Pak Amran yang rajin memantau dan memperhatikan para petani di Bojonegoro. Karena beliau tahu padi orang Kanor dinikmati oleh warga Indonesia," tandasnya.
Kunjungan Mentan itu sempat disambut oleh sejumlah petani yang menolak adanya impor beras oleh pemerintah. Sayangnya sebelum Mentan datang para pendemo itu diamankan oleh aparat kepolisian yang menjaga di lokasi kunjungan Mentan. Meski begitu, kunjungan tersebut berjalan kondusif dan lancar hingga usai. (nur/rev)
Baca Juga: Gelar Rakor Bersama Gubernur Khofifah, Mentan: PMK Tidak Menular ke Manusia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News