Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie M.Ag. . .
Subhaana alladzii asraa bi’abdihi laylan mina almasjidi alharaami ilaa almasjidi al-aqshaa alladzii baaraknaa hawlahu linuriyahu min aayaatinaa innahu huwa alssamii’u albashiiru (1).
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Life Begins at Fourty
".. alladzii baaraknaa hawlahu ..". Dipersoalkan, ke mana rujuk dlamir (kata ganti) "hu" (haulahu)?, ke al-masjid al-aqsha atau ke masjid al-haram atau keduanya. Studi bahasa memungkinkan keduanya, tapi dalalah lafdhiyah cenderung ke marji' (lafadh) terdekat, yakni al-masjid al-aqsha. Jadi, keberkahan dua masjid tersebut nyata adanya.
Keberkahan al-masjid al-haram telah nyata dan bisa dilihat, dirasakan setiap saat. Betapa penduduk sekitar bisa hidup dan bahkan kaya raya karena berbisnis di sekitar masjid. Sedangkan keberkahan seputar al-masjid al-aqsha adalah kondisinya yang sampai sekarang bisa dibilang "biasa", bisa dipakai shalat berjamaah lima waktu tanpa larangan dan beberapa sentra bisnis di sekitar. Padahal masjid itu dalam cengkeraman tentara yahudi Israel yang super brutal. Setiap saat keadaan bisa berubah menjadi medan pertempuran.
Andai bukan karena diberkahi Tuhan, maka al-masjid al-aqsha tidak mungkin bisa bertahan, apalagi berkondisi normal seperti sekarang. Kita bisa saksikan, bahwa masjid lain yang dikuasai nonmuslim justru berpotensi ditutup, dirusak, bahkan dibakar.
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Teori Shalahiyah dan Ashlahiyah pada Putusan MK Terkait Batas Usia
Adalah teori "jarr al-dzail", perembetan makna menjalar ke pihak lain yang senada. Dalam artian, bahwa yang diberkahi Tuhan tidak hanya dua masjid tersebut, melainkan semua masjid. Pokoknya masjid, pasti ada keberkahan di sekitarnya. Soal besar dan kecilnya barakah tergantung kebesaran masjid yang bersangkutan. Sama-sama di tengah kota, putaran uang terkait kegiatan bisnis di sekeliling masjid Ampel Surabaya lebih banyak ketimbang di masjid al-Falah.
Keberkahan memang universal dan tidak bisa ditilik hanya dari satu sisi materi saja. Keberkahan berupa lipat gandanya pahala bagi mereka yang shalat berjamaah di kedua masjid tersebut adalah keberkahan juga. Bahkan agama menunjuk tiga masjid utama dengan pahala paling banyak, yakni al-masjid al-Haram, al-masjid al-Nabawi dan al-masjid al-Aqsha.
Al-Haram artinya, terhormat, terlarang, karena sesuatu yang terhormat itu harus dimuliakan, dihormati, sehingga banyak larangan yang harus dihindari. Al-Nabawi, karena masjid tersebut dibangun dengan tangan nabi Muhammad SAW bersama para sahabat sebagai pusat dakwah islamiah. Sedangkan al-Aqsha artinya jauh, karena posisi masjid itu dulu terpencil dan sangat jauh dari perkampungan. Juga bermakna puncak, top, mengingat kebajikan-kebajikan masjid tersebut sungguh top dalam pandangan Tuhan.
Baca Juga: Profil HARIAN BANGSA, Koran Lokal Jawa Timur, Kiai Jadi Pelanggan Setia Sejak Terbit Perdana
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News