MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Salah paham serta mudah terhasut pihak-pihak yang mengatasnamakan agama untuk mengadu domba dan membelah persatuan umat, menjadi hal yang mesti diwaspadai terutama akhir-akhir ini.
Pesan ini ditekankan Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi, dalam acara Sema’an Al-Quran bersama Jamm’iyah Hamalatil Qur’an (JHQ) tahun 2018 yang diikuti kurang lebih 1.300 orang hafidz dan hafidzah.
Baca Juga: Biayai Full Barra-Rizal dari Uang Pribadi, Kiai Asep: Sepeserpun Saya Tak Ingin Uang Saya Kembali
“Al-Quran diturunkan sebagai Rahmatan Lil Alamin (rahmat bagi seluruh umat tanpa terkecuali). Hendaknya kita meresapi betul makna tersebut, agar terhindar dari salah paham dan mudah terhasut pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang selalu mengatasnamakan agama untuk memecah belah umat. Terlebih pada situasi akhir-akhir ini,” pesan wakil bupati, Senin (14/5) malam di Pendopo Graha Majatama.
Dirinya juga berharap agar Al-Quran bisa dijadikan pegangan untuk berperilaku baik, penuh kasih sayang dan toleransi sesama.
“Selayaknya Al-Quran kita jadikan pegangan hidup, bertoleransi sesama dan saling menghargai. Semoga perilaku kita bisa selaras dengan Al-Quran, sehingga dapat meminimalisir rasa saling curiga antar golongan dan konflik sosial,” tambahnya.
Baca Juga: Berbaur Bersama Ribuan Warga, Gus Barra Nobar Indonesia melawan Iraq
Terkait acara ini, Ketua JHQ Kabupaten Mojokerto, KH Ahmad Bashori dalam laporan sambutannya menyampaikan bahwa JHQ Kabupaten Mojokerto bakal melaksanakan Musabaqoh Hifdzil Qur'an (MHQ) Tingkat Kecamatan yang nantinya akan diseleksi.
“Nantinya tiap kecamatan kita ambil satu orang hafidz dan hafidzah. Untuk selanjutnya dilombakan di Tingkat Kabupaten. Acaranya akan kita gelar bulan Juli bersamaan dengan halal bihalal. Juara pertama akan memperoleh hadiah uang senilai Rp 2 juta, juara kedua Rp 1,5 juta dan juara tiga Rp 1 juta,” papar Bashori.
Wakil bupati rencananya juga akan menambah hadiah bagi para pemenang MHQ sebesar Rp 10 juta. Para peserta nantinya bakal menampilkan kemampuan menghafal Al-Quran dengan bacaan tartil/murottal, dimana bacaan harus mengandung nilai ilmu baca (tajwid), seni (lagu dan suara), dan etika (adab). (yep/ian)
Baca Juga: Gus Barra Berangkatkan Kirab Sedekah Bumi Desa Medali Mojokerto
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News