BLITAR, BANGSAONLINE.com - Menunaikan ibadah haji ke tanah suci memang membutuhkan perjuangan yang cukup berat. Hal itu pula yang dirasakan Marsiyem (90) nenek warga Dusun Domot, Desa Purwokerto, Kecamatan Srengat.
Nenek Marsiyem akhirnya bisa mewujudkan mimpinya menunaikan rukun Islam ke lima itu setelah bertahun-tahun menunggu. Di usianya yang sudah hampir seabad nenek Marsiyem masih terlihat sehat. Bahkan nenek Marsiyem masih bersemangat menceritakan kegembiraanya akan segera berkunjung ke rumah Allah.
Baca Juga: 9 Kantor Imigrasi di Jatim Permudah Pembuatan Paspor bagi Pekerja Migran Indonesia
"Sudah persiapan, yang penting sehat dan semangat naik haji," ungkap Marsiyem saat dikunjungi di rumahnya, Sabtu (14/7).
(Nenek Marsiyem didampingi anak semata wayangnya dan suami yang akan haji bareng)
Baca Juga: Energi Sai untuk Perbaikan Spirit BLu Speed
Nenek Marsiyem sehari-hari merupakan penjual bunga kenangga. Setiap hari ia mengayuh sepeda menempuh jarak sekitar 20 kilometer untuk mencari dagangan bunga kenanga. Hasil jualan inilah yang dikumpulkan nenek Marsiyem selama 20 tahun untuk daftar haji pada 2010 lalu.
"Saya jualan bunga kenanga sudah sejak tahun 1955, pokoknya sebelum jaman PKI (G30S/PKI) saya sudah jualan," tutur Marsiyem.
Ditanya resep sehatnya, nenek Marsiyem sambil tersenyum menjawab, selain hidup sehat dan rajin berolahraga, rahasianya adalah bersyukur kepada sang pencipta. "Resepnya syukur terus sama Allah. Terus setiap pagi senam," ungkap nenek Marsiyem.
Baca Juga: Salat di Kamar Hotel Ikuti Imam di Masjidil Haram, Apakah Sah?
Delapan tahun menunggu, nenek Marsiyem pun akhirnya mendapat kabar gembira jika ia akan berangkat haji pada 2018. Yang lebih membahagiakan, ia tergabung satu kelompok terbang (Kloter) dengan anak semata wayangnya Sri Mariaten (65) dan juga menantunya.
Menurut Sri Mariaten, semangat ibunya untuk bisa menginjakkan kaki di tanah suci memang menular kepadanya. Sehingga ia dan suaminya ikut menabung agar bisa mendaftar haji bersama nenek Marsiyem.
"Semangatnya masih luar biasa, jadi kami juga ikut semangat biar bisa naik haji bareng-bareng," kata Sri Mariaten.
Baca Juga: Petugas Bandara Jeddah Sita 2 Karung Rokok Jemaah Haji Asal Surabaya
Sri Mariaten menjelaskan, nenek Marsiyem tidak menyimpan uang hasil jualan bunga kenanga di Bank. Melainkan di bawah karpet di dalam kamarnya. "Itupun tidak banyak, paling sehari Rp 10 ribu sampai Rp 20 ribu saja. Kadang kalau gak dapat bunga, ya gak nyimpen," jelas Sri Mariaten.
Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Kabupaten Blitar Syaikul Munib mengatakan nenek Marsiyem merupakan salah satu calon jamaah haji tertua. Meski begitu kata Munib, tes kesehatan nenek Marsiyem menunjukkan hasil yang sangat baik.
"Kondisi kesehatanya baik, sudaj ikut test kesehatan juga sudah vaksin meningitis," jelas Syaikul Munib. (ina/ns)
Baca Juga: Beri Semangat Calon Jamaah Haji, Bupati Blitar Pesan Jaga Kesehatan Selama di Tanah Suci
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News