GRESIK,BANGSAONLINE.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik mengajak masyarakat untuk berhenti membuang sampah di sungai, khususnya sampah popok dan plastik. Pasalnya, bahayanya sangat besar bagi kesehatan masyarakat.
Untuk mengampanyekan gerakan ini, DLH menggandeng Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Ecoton dan Wanita Peduli Lingkungan (Waduling) melalui program "Jangan Buang Popok di Kali".
Baca Juga: Satpol PP Kota Batu Lakukan Pembersihan Sisa Lapak PKL di Jalan Sultan Agung
Bersama Ecoton dan Waduling, DLH juga telah membuat sampel tiga desa di Kecamatan Wringinanom dengan membuatkan drop box (dropo) sebagai tempat pembuangan popok. Ketiga desa itu adalah Desa Sumengko, Wringinanom, dan Kandangasin.
"Berkat bantuan Ecoton dan Waduling, sekarang di tiga desa tersebut masyarakatnya sudah mulai sadar tak buang popok di kali," ujar Kepala DLH Gresik Mokh. Najikh, Kamis (2/8).
Bahkan, upaya Ecoton dan Waduling ini menyita perhatian dari tim peduli limbah popok dan plastik. Tim dari Amerika Serikat (AS) dipimpin Steve Wilson AS, Rabu (1/8) datang ke DLH. Kedatangan mereka untuk mendokumentasi penanganan limbah popok di Kabupaten Gresik.
Baca Juga: Aktivis Lingkungan Konsultasikan Soal Penebangan Pohon di Sumber Complang Kediri ke Kepolisian
"Dari hasil dokumentasi ini akan dibuat film. Mereka mengampanyekan bahaya sampah popok dan plastik agar tak dibuang di kali," terang mantan Setwan DPRD Gresik ini.
Najikh lebih jauh menjelaskan bahwa Waduling sudah menyosialisasikan kepada warga agar tak membuang sampah popok di kali sejak 6 bulan yang lalu. "Mereka meminta agar sampah dibuang di dropo yang telah disedaikan. Dan, alhamdulillah masyarakat pada sadar," sambungnya.
Sedangkan DLH bertugas mengambil sampah popok tersebut untuk dikirim ke tempat pembuangan akhir (TPA) Ngipik. "Sampah itu dikelompokkan dalam pembuangannya," terangnya. Najikh berharap desa lain bisa mencontoh tiga desa tersebut, seperti di wilayah kota Gresik.
Baca Juga: Antisipasi Rawan Tumbang saat Hujan, DLH Kota Mojokerto Intensifkan Pangkas Pohon
Sementara Yatik, salah satu pegiat Waduling dari Desa Kandangasim menyatakan pihaknya telah berhasil menyelamatkan 2.430 popok dari tiga desa tersebut dalam kurun waktu 6 bulan ini. (hud/rd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News