SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Keberadaan puluhan anggota Bantuan Ansor Serbaguna (Banser) dalam aksi menolak deklarasi Gerakan #2019Ganti Presiden di Surabaya menuai pro-kontra di media sosial.
Menurut Ketua PC Gerakan Pemuda Ansor Kota Surabaya, HM. Faridz Afif aksi Banser itu spontanitas, tidak ada instruksi dan perintah darinya sebagai Panglima Tertinggi Banser Kota Surabaya.
Baca Juga: Pembubaran Pengajian di Surabaya, Prof Kiai Imam Ajak Bagi Tugas Dakwah, Syafiq Basalamah Wahabi?
"Keberadaan Banser itu spontanitas. Tidak ada instruksi dari Pimpinan Cabang. Kalau Saya instruksikan turun, Bansernya gak cuma puluhan. Minimal 2.000 orang," tegas pria yang akrab disapa Gus Afif itu, Minggu (26/8).
Mantan Waketum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) ini mengungkapkan, aksi Banser bersama elemen Surabaya lainnya di luar kontrol dirinya. Karena dirinya sejak beberapa hari ini sedang ada kegiatan di Jogjakarta.
Secara pribadi, Afif mempersilakan kader Ansor dan Banser menyampaikan aspirasi mereka, termasuk soal capres dan cawapres. Namun hal itu sebatas ranah pribadi, tidak membawa nama organisasi.
Baca Juga: Gus Afif Ingatkan LBH Ansor Surabaya Dampingi Masyarakat Tak Mampu Dapatkan Keadilan
"Dalam aksi itu sahabat Banser tidak membawa nama organisasi, mereka turun personal. Kasatkorcabnya saja masih di Lombok sebagai relawan. Hanya saja, karena mereka memakai atribut. Sehingga diidentikkan sebagai sikap organisasi, padahal tidak," terang putra politikus senior PKB Surabaya, Ali Yaqub itu.
Sementara itu, Zainul, anggota Banser yang menjadi penanggungjawab aksi mengakui pihaknya spontan memutuskan turun dalam aksi menolak deklarasi gerakan #2019GantiPresiden. Alasannya, ia menilai gerakan itu inkonstitusional dan ditunggangi oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang merupakan ormas terlarang. Karena itu ada indikasi merongrong wibawa NKRI.
Selain itu, ia menilai kelompok aksi yang mengusung isu ganti presiden itu arogan. Karena jelas, pihak kepolisian tidak mengeluarkan izin untuk kegiatan mereka tapi mereka tetap datang. Padahal sebelumnya elemen masyarakat Surabaya juga sudah menolak.
Baca Juga: Bekam Pengobatan Zaman Nabi, Bisa Cegah Stroke dan Serangan Jantung
"Jelas mereka sengaja ingin memprovokasi. Kegiatan tak ada izin dan ditolak masyarakat tapi tetap ngeyel dilaksanakan. Makanya kami spontan turun untuk menunjukkan sikap kami sebagai warga Surabaya," pungkas pria berkacamata tersebut.
Untuk diketahui, deklarasi Gerakan #2019GantiPresiden yang dimotori politikus Partai Gerindra, Ahmad Dhani berlangsung panas, karena penolakan kelompok masyarakat yang berseberangan. Aksi deklarasi pun urung digelar di Tugu Pahlawan.
Massa akhirnya berorasi di Jl. Indrapura, seberang kantor DPRD Jatim. Sementara Ahmad Dhani tidak bisa bergabung dengan massa karena terkepung oleh massa lain di depan Hotel Majapahit. (mdr/ian)
Baca Juga: GP Ansor Gelar Diklatsar ke IV Banser se-Surabaya, Ada Seorang Tenaga Kesehatan yang Ikut
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News