BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Kelompok gerakan #2019GantiPresiden yang akan menggelar acara turun di jalanan Banyuwangi menuai penolakan. Gerakan yang dipimpin Amrullah dan Yunus Wahyudi, rencananya dalam acaranya mendatangkan Ahmad Dhani dan Neno Warisman sebagai orator dan juga akan menghadirkan 5000 massa.
Tetapi, saat kelompok ini mengurusi izin di Polres Banyuwangi Rabu (29/8/2018), kelompok penolak (kontra) yang dipimpin Eko Sukartono dan Soni Agus Setiawan juga sama mendatangi Mapolres. Pihak Polres pun mengantisipasi agar tidak terjadi bentrokan, dengan memisahkan pengurusan izin dua belah pihak.
Baca Juga: Launching Majapahit's Warrior Underwater, Pj Gubernur Jatim Sampai Ikut Nyelam Letakkan Patung
Amrullah, pimpinan dari gerakan #2019GantiPresiden di Banyuwangi beralasan menggelar aksi tersebut karena pihaknya punya hak untuk mengeluarkan aspirasi. "Gerakan yang akan kami lakukan ini adalah aksi perdamaian, bukan makar. Gerakan ini dari hati naluri rakyat," terangnya kepada awak media.
Namun, Eko Sukartono, pimpinan relawan Jokowi Jawa Timur dan dedengkot LSM Rejowangi mengaku pihaknya tidak akan tinggal diam terhadap gerakan tersebut dengan melakukan penghadangan di bandara dengan menggerakan 500 orang untuk menghadang Neno Warisman agar tidak masuk di tempat acara.
"Selain bandara, kami juga menjaga jaga gedung wanita yang akan dijadikan tempat acara berkumpulnya massa #2019GantiPresiden. Kelompok kami mengadakan penolakan dan perlawanan kepada gerakan ini, untuk mengatisipasi dan menjaga Banyuwangi agar kondusif, aman, dan Banyuwangi tidak dibuat ajang gerakan yang mengancam kedamaian," terangnya.
Baca Juga: Ditpolairud Polda Jatim Amankan Dua Pelaku Jual Beli Benih Lobster Ilegal di Banyuwangi
Wakapolres Banyuwangi Kompol Oskar Syamsuddin membenarkan ada dua kelompok yang datang ke Polres. Keduanya diterima oleh aparat. "Kita lebih mengedepankan kepentingan umum. Bila tidak kondusif akan dijadikan pertimbangan pihak keamanan untuk memberi izin atau tidak. Menunggu nanti," tegasnya. (gda/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News