SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Ajang pemilihan presiden 2019 yang diikuti dua pasangan calon membuat masyarakat terbelah antara yang mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin dengan mereka yang mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno.
Aksi saling dukung pasangan pun membuat kondisi panas dan mengarah ke perpecahan. Hal itu diperparah dengan informasi yang mengalir di media sosial yang cenderung provokatif.
Baca Juga: Tiga Pelaku Pembakaran Polsek Tambelangan Disidang Hari Ini
Kondisi tersebut membuat Agus Machshoem Faqih prihatin. Pria yang akrab disapa Gus Machshoem itu pun menggagas Gerakan #2019TetapBersaudara. Gerakan itu dilaunching dalam kopi darat nasional (Kopdarnas) dalam menyongsong tahun politik 2019 yang pengaruhnya sudah terasa saat ini. Ia berharap gerakan ini bisa menurunkan tensi politik yang mulai memanas.
"Acara ini untuk menggalang ukhuwah Islamiyyah, ukhuwah basyariyyah dan ukhuwah wathoniyyah. Tahun politik ini saya harap semuanya tetap bersaudara. Kita menjadi suatu komponen yang tidak bisa dipisahkan. Satu tujuan mencintai negara ini seperti mencintai diri sendiri," tutur Gus Machshoem, Minggu (23/9).
Pengasuh Pondok Pesantren Langitan Tuban ini berharap kondisi negara bisa tetap stabil dan guyub. Masyarakat pun beraktifitas secara normal. Tidak terkotak-kotak dalm aksi dukung mendukung. Tidak perlu energi terkuras hanya untuk ajang pilpres.
Baca Juga: Penuhi Nadzar Kemenangan Khofifah-Jokowi, Kiai Asep Umrohkan Tim 35 Kabupaten
"Kita semua punya kewajiban dan peranan sebagai komponen bangsa. Kita adalah satu anak bangsa yang menjaga kedaulatan negara ini sampai titik darah penghabisan. Jangan saling caci maki dan mencela, harus saling menjaga dan menghormati," imbaunya.
Gus Machshoem menambahkan tidak ada tujuan lain dalam Kopdarnas ini, selain Indonesia tetap guyun, rukun dan bersaudara.
"Karena sejatinya kita ini sesama anak bangsa yang berada dalam bingkai NKRI. NKRI itu harga mati, Indonesia harus tetap berkembang dan maju. Ini panggilan hati dan jiwa saya sebagai anak bangsa yang punya peranan masing-masing agar punya manfaat," bebernya.
Baca Juga: FPI Punya Divisi Penegakan Khilafah, Plt Ketua PA 212 Ingin Dirikan Negara Khilafah pada 2024
Sementara itu, tokoh masyarakat Agus Tajul Utsman Al Ishaqy (Gus Tajul) menambahkan, bahwa tidak ada masyarakat yang tidak bisa rukun. Menurutnya, keinginan bersaudara itu ada pada setiap orang.
"Di tahun politik 2019, memasuki masa pemilihan dan penggiringan dua pilihan. Tapi masih adanya pendidikan politik yang kurang matang. Padahal menjadi agen politik itu harus akomodatif," terangnya.
Setelah Kopdarnas #2019TetapBersaudara ini, kata Gus Tajul, harus berkelanjutan. Sebab, kegiatan semacam ini baru kali pertama di Indonesia.
Baca Juga: Jatim Tetap Kondusif Pasca Sidang Putusan MK Terkait Gugatan Hasil Pilpres
"Munculnya inisiatif tagar ini memiliki kedalaman yang jauh dari sekadar diungkapkan. Bagaimana kita instrospeksi, melihat ketimpangan sosial di masyarakat. Ada lobang, ada golongan," imbuhnya.
Menurut dia, hajat politik ini tidak diiringi dengan mempersiapkan masyarakat dalam pendidikan politik. "Nah, Ini harus terus disampaikan bukan hanya menyampaikan keberhasilan pembangunan saja," tandasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Jawa Timur sekaligus Wabup Trenggalek, Moch Nur Arifin menegaskan, dalam berpolitik harus saling menghormati satu sama lain. Menurut Wakil Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Jatim itu, etika politik harus dijunjung tinggi oleh para calon dan pendukung.
Baca Juga: Minta Usut Tuntas Tragedi 22 Mei, HMI Pamekasan Gelar Demo dan Audiensi
"Kalau capres pilihannya kalah ya Alhamdulillah, menang juga Alhamdulillah. Jangan saling baper. Saya usulkan saleh dalam spiritual dan saleh dalam konstitusional. Saya juga usul agar membumikan Islam," pungkas pejabat yang akrab disapa Mas Ipin ini. (mdr/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News