Wali Kota Sugeng Rismiyanto: Madiun Tidak akan Ada Industri dengan Polusi Tinggi

Wali Kota Sugeng Rismiyanto: Madiun Tidak akan Ada Industri dengan Polusi Tinggi Wali Kota Madiun Sugeng Rismiyanto didampingi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri, Djoko Raharto.

MADIUN, BANGSAONLINE.com - telah menentukan kebijakan memilih pengembangan industrinya di bidang perdagangan dan jasa. Hal ini disampaikan Wali Kota Sugeng Rismiyanto. Menurutnya, bidang itu lebih cocok diterapkan di daerah yang dipimpinnya.

Adapun alasannya karena faktor kewilayahan. Ia menilai industri dengan polusi tinggi tidak cocok dikembangkan di Kota Madiun. Apabila dikembangkan, industri dengan polusi tinggi dianggap bisa menimbulkan permasalahan sosial dan lingkungan. Sebab Madiun kota kecil dengan penduduk yang cukup padat

Baca Juga: Rapat Paripurna Pengambilan Keputusan 2 Raperda Inisiatif DPRD dan 4 Raperda Kota Madiun

"Jangan sampai (Kota Madiun) dijadikan sebagai kota industri yang dampaknya terhadap lingkungan lebih berat," ujar dia dalam konferensi pers ‘Festival UMKM dan pengembangan pembangunan ekonomi daerah pasca tol Trans Jawa dan Double Track Railway’ yang digagas Perwakilan Bank Indonesia, cabang Kediri.

Sugeng mencontohkan keberadaan Pabrik Gula Rejo Agung yang berdiri sejak 1894 justru menimbulkan polusi. Sebagian warga yang tinggal di wilayah Kecamatan/Kabupaten Madiun terkena dampaknya. Saluran irigasi di kawasan permukiman berbau tidak enak.

“Pabrik itu milik PT Rajawali I, bukan punya pemkot. Tapi kita yang harus berperan terhadap pencemaran air yang ditimbulkan," kata dia.

Baca Juga: Peringati HKN 2024, Pemkot Madiun Gelar Jalan Sehat Bareng Warga

Berdasarkan pengalaman itu, maka pemkot tidak akan mengembangkan sektor industri yang menimbulkan dampak terhadap lingkungan terlalu besar. “Lebih baik mengembangkan bidang lain yang tidak berdampak serius terhadap keseimbangan alam," ujar Sugeng.

Sejak beberapa waktu terakhir, Sugeng menyatakan pengembangan ekonomi di Kota Madiun diarahkan ke bidang properti. Hal itu terbukti dari semakin bermunculannya hotel berbintang, seperti Aston, Amaris, dan Sun Hotel. “Meski kita (pemkot) tidak memiliki wisata alam, tapi menginapnya wisatawan tetap di sini," kata dia.

Disinggung tentang rencana pengembangan perekonomian pasca jalan tol dan double track beroperasi, Sugeng menyatakan kepala daerah di wilayah Pawitandirogo (Pacitan, Ngawi, Magetan, Kabupaten/Kota Madiun dan Ponorogo) harus bisa mengambil peluang tersebut dan Kota Madiun siap menjadi pelengkap bagi pengembangan investasi di daerah tetangga, seperti Kabupaten Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, dan Pacitan yang memiliki wilayah lebih luas.

Baca Juga: Pj Wali Kota Madiun Berharap Peran Aktif Satlinmas dalam Pilkada 2024

Sementara Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri, Djoko Raharto, menjelaskan pengembangan potensi ekonomi ditentukan dari kebijakan daerah masing-masing. Karena itu, pihak BI memfasilitasi agar peningkatan investasi di wilayah wilayah eks-Karesidenan Madiun berjalan lancar.

“Kami akan menggelar seminar yang dihadiri pemerintah daerah, BUMN, dan perusahaan besar seperti PT SIER," kata dia.

Seminar bertajuk ‘Upaya mendorong pertumbuhan investasi manufaktur dan pariwasata di eks-Karesidenan Madiun- Kediri pasca pembangunan tol Trans Jawa dan double track railway’ itu digelar Jumat (2/11). Kegiatan itu merupakan bagian dari serangkaian kegiatan yang digelar Bank Indonesia Perwakilan Kediri di Kota Madiun selama tiga hari, yakni mulai 2-4 November 2018. (hen/rev)

Baca Juga: Pj Wali Kota Madiun Resmikan Depo Pomindo Pertama Kali di Jawa Timur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO