JAKARTA (BangsaOnline) – Tak ada yang abadi di dunia ini. Apalagi kalau euphoria politik di bawah koalisi Merah Putih. Pada saatnya akan tidak ada lagi koalisi yang ‘diumumkan secara resmi’ sebagai koalisi permanen itu.
Peta politik di DPR RI itu hampir pasti berubah. Partai politik yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih (KMP) yang sebelumnya tampak solid, perlahan memperlihatkan tanda-tanda bubar dan perpecahannya. Mau tahu apa saja tanda-tandanya? Berikut di bawah ini enam tanda KMP akan 'bubar'. Tapi bagaimana menurut Anda?
Baca Juga: Kerahkan Timnya, BHS Yakin Subandi-Mimik Raih 70 Persen
1. Jokowi-JK Umumkan, 16 Meterinya Orang Parpol
Pengumuman Joko Widodo-Jusuf Kalla bahwa ada 34 kementerian pada pemerintahannya nanti. Rinciannya, 18 kementerian diisi oleh profesional murni, dan 16 kementerian oleh profesional partai politik. Parpol yang berminat diminta agar ajukan nama-nama mereka untuk diseleksi.
2. Perubahan sikap Golkar terhadap Jokowi-JK
Baca Juga: Gerindra Yakini Dhito-Dewi Bisa Jadi Perpanjangan Tangan Pemerintah Pusat
Sebelum pengumuman jatah 16 kementerian bagi parpol, Golkar selalu kritis. Setelah pengumuman, Golkar mengapresiasi sikap presiden terpilih Jokowi yang memberikan kesempatan bagi kader parpol untuk mengisi jabatan menteri.
Menurut Wakil Sekjen Golkar Tantowi Yahya, jabatan menteri memang diperuntukan sebagai jabatan politik. Komposisi orang-orang parpol profesional di kabinet Jokowi-JK nantinya diharapkan akan membawa manfaat bagi rakyat. (Inililah.com, Rabu 17/9/2014).
3.Politikus Gerindra: KMP Sebenarnya Rapuh
Baca Juga: Usai Dibentuk, Ketua DPRD Kota Batu Minta Komisi Langsung Bekerja Sesuai Tupoksi
Penegasan politikus Gerindra Desmon J Mahesa bahwa Koalisi Merah Putih (KMP) sebenarnya rapuh. Desmon memperkirakan hanya Partai Gerindra dan PKS yang akan bertahan di KMP (INILAHCOM, Kamis (18/9/2014). Sebagaimana diketahui, KMP terdiri dari Gerindra, Golkar, PKS, PPP, PAN. (Demokrat bukan anggota tapi cenderung mendukung KMP).
4. Pengurus PAN-PPP Hadiri Rakernas PDIP
PAN dan PPP hadiri Rakernas PDIP di Semarang. Ketua DPP PAN Viva Yoga Mauladi mengakui mendapat undangan untuk menghadiri pembukaan rakernas partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu.
Baca Juga: Status Seskab Mayor Teddy Dinilai Langgar UU TNI, Prabowo Coba Siasati Aturan Demi Mantan Ajudan?
"Insya Allah (datang). Setiap acara partai yang bersifat nasional kemudian mengundang partai lain merupakan tradisi yang baik. Ini bentuk keteladanan partai dalam berdemokrasi dan membangun kekeluargaan. PAN mengapresiasi itu," tandas Viva (MI, 19/9/2014).
5. PPP: Kerja Sama dengan PDIP Sebuah Kenisyaan
Wakil Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa juga mengaku telah menerima undangan untuk menghadiri Rakernas PDIP hari ini. Pihaknya telah mengonfirmasi kedatangan. Suharso akan mendampingi Plt Ketua Umum PPP Emron Pangkapi untuk menghadiri acara tersebut.
Baca Juga: Gerindra: Gus Barra-dr Rizal Mojokerto Pilihan Prabowo Subianto
"Dalam sejarahnya, kerja sama PPP dengan partai lain merupakan sebuah keniscayaan termasuk dengan PDIP. Di masa Orde Baru, kami bersama menggerakkan reformasi hingga memimpin pemerintahan di masa Ibu Megawati dan Pak Hamzah Haz. Sebuah sejarah yang panjang," kata Suharso.
6. Perubahan Sikap Demokrat soal RUU Pilkada
Dugaan akan bubarnya KMP, salah satunya dipicu sikap politik Partai Demokrat yang berubah. Partai ini beralih mendukung pilkada langsung. Sehingga KMP menjadi tidak solid di DPR. KMP akan kalah jika dilakukan voting saat pengesahan RUU Pilkada dalam waktu dekat ini.
Baca Juga: Ketua DPC Gerindra Kota Kediri Komitmen Dukung Vinanda-Gus Qowim di Pilkada 2024
"Pak SBY dipilih langsung oleh rakyat untuk memimpin republik ini. Mekanisme ini merupakan produk demokrasi yang positif, harus didukung dan terus kita perbaiki," tandas Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (RM, 17/9/2014).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News