JAKARTA(BangsaOnline) Puisi sindiran dari pendukung Jokowi, Fahmy Habsy terhadap
Amien Rais, membuat sejumlah aktivis muda Muhammadiyah turut angkat
bicara.
Amien adalah salah satu mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah.
Aktivisi
muda Muhammadiyah, Mora Harahap mengatakan, sujud syukur Amien Rais itu
bukan sikap sombong, seperti yang dipuisi Fahmy berjudul 'Sujud Syukur
di Atas Kuburan' itu.
"Bukan sikap kesombongan yang ditunjukkan
Amien Rais di hadapan publik. Apalagi dianggap merayakan kemenagan KMP
pada rapat paripurna tersebut," jelas Mora, Jakarta, Senin (29/9/2014).
Mantan
Ketua DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ini mengatakan, sikap
Amien bersujud syukur itu adalah kesenangannya lantaran paripurna bisa
menghasilkan putusan. Karena pada saat itu, paripurna berlangsung alot
dari panggi hingga dini hari.
Menurutnya, jelas beda esensi
seorang koruptor yang merayakan keberhasilannya jika dibandingkan dengan
selesainya rapat Paripurna DPR mengenai RUU Pilkada yang menuai polemik
selama ini.
"Korupsi itu perbuatan buruk, sedangka rapat
paripurna kemarin adalah sebuah kebaikan karena berhasil menyelesaikan
kisruh selama ini dalam menilai RUU Pilkada," katanya.
Dia yakin,
Amien Rais bukanlah orang yang membenci rakyat seperti yang digambarkan
Fahmy. Amien sudah membuktikan dengan mengorbankan dirinya, pada saat
memperjuangkan Reformasi 1997-1998.
"Justru ini membuktikan
diusianya yang tidak lagi muda, beliau masih peduli dengan
masalah-masalah rakyat dan problem bangsa ini," katanya.
Sebelumnya, Fahmy menuangkan puisi yang menyindir Amien. Berikut petikan puisi itu:
Sujud Syukur di Atas Kuburan
Hari itu semua terpana ada upacara sujud syukur
Saat remaja mati terbunuh di tangan orang tua
Haknya diikat; Kepalanya dibenamkan
Ya... Reformasi yang aku, kau, kita perjuangkan
Naikkan derajat kalian jadi pembesar
Yang dia lahir kau pun ragu rayakan di lapangan Ikada (untung kau pengecut)
Karena takut terbunuh pula
Di tengah malam itu malaikat-malaikat turun
Tak terpikir mampir kamarmu untuk mengetuk
Bukan sujud syukur itu yang mereka inginkan
Jika benar ada upacara di kamar itu, tak terbayang wajahnya :
Ketika hidung dan dahinya menyentuh tanah:
Ada bau anyir darah Elang, Hafidhin, Hendriawan, Herry dan semua yang dulu dia kuburkan
Ada tulang reformasi yang baru dikuburkannya
Atau bau itu tak tercium laksana dongeng kancil yang pilek
Saat ini mereka yang di alam sana;
Jutaan rakyat yang dirampas haknya menanti sabar upacara besar :
Sujud syukur di atas kuburan
Ciganjur Warung Silah (tempat lahir reformasi),
28 September 2014
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News