SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Puti Guntur Seokarno dan rombongan mengunjungi kantor redaksi HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com, Jumat (22/2) sore. Dalam kunjungan tersebut, Puti mendiskusikan banyak hal, mulai dari soal pencalegan yang dia lakukan, hingga hoaks yang kian marak.
Puti diterima langsung Pimpinan Perusahaan HARIAN BANGSA Abdurrahman Ubaidah, Pemimpin Redaksi Nur Syaifudin, Redaktur Pelaksana Maulana, dan Redaktur Senior Ibnu Zahara. Puti yang datang dengan mengenakan kerudung khasnya warna merah, tampak gayeng dalam diskusi yang berlangsung hampir satu jam tersebut.
Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa
Tak hanya berdiskusi soal politik, Puti bahkan bercerita tetap berkomunikasi dengan Khofifah Indar Parawansa, rival politiknya dalam Pilgub Jawa Timur beberapa waktu lalu. Dia sempat ditelepon untuk menghadiri pelantikan Gubernur.
“Saya sampaikan, saya tidak bisa datang karena sedang ada misi budaya di Kamboja. Ini bukan menghindar lo, Mbak ya,” terang Puti menirukan ucapannya dalam telepon kala itu.
Dalam pembicaraan itu, dia sempat menitipkan program-program yang dia gagas, mana yang bisa diadopsi untuk bisa diadopsi. Khofifah sendiri kala itu berjanji akan memilah dan memilih mana yang bisa diadopsi untuk dilaksanakan.
Baca Juga: Kedudukan Pers Sangat Tinggi dalam Undang-Undang, Wartawan Harus jaga Marwah Pers
Terkait pencalonannya sebagai anggota DPR RI dari PDIP, Puti memaparkan, tipikal masyarakat di Dapil 1 Jatim (Surabaya-Sidoarjo) dengan dapilnya ketika di Jawa Barat sangat jauh berbeda. Surabaya dan Sidoarjo masyarakatnya sangat dinamis dan terbuka dalam segala hal. Kondisi itu yang memudahkan dia untuk bisa masuk ke lapis masyarakat manapun di Surabaya dan Sidoarjo.
“Saat Pilgub lalu, Surabaya dan Sidoarjo bukan area saya untuk berkampanye. Sehingga saat ini, saya tetap harus memulainya lagi dari nol untuk bisa berjuang agar terpilih sebagai anggota DPR RI. Ternyata setelah saya rasakan ketika turun ke bawah, alhamdulilah mereka masih banyak yang mengenal saya. Mereka sangat terbuka dan bisa menerima saya. Ini mungkin berkah dari sisa pelaksanaan Pilgub lalu,” papar Puti menerangkan.
Ketika ditanyakan soal maraknya hoaks yang marak saat ini, Puti menilai ada orang yang pekerjaanya sengaja membuat hoaks tersebut untuk disebarkan di tengah masyarakat. Masifnya produksi hoaks, sangat mungkin sekali akan mempengaruhi pola pikir yang ada di masyarakat. Lama-lama akan menganggap hoaks yang mereka terima sebagai suatu kebenaran jika tidak ada bantahan.
Baca Juga: Tambah Wawasan soal Dunia Jurnalistik, Siswa SMA AWS Kunjungi Kantor HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE
“Kuncinya berpulang kepada masyarakat itu sendiri, karena medosos saat ini suatu keniscayaan. Saya berharap mereka tidak mudah menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya. Masyarakat harus bisa melakukan chek and rechek serta cari berita pembanding apakah itu berita yang benar atau bohong,”pungkas Puti. (ns/*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News