Khofifah Ajak HARIAN BANGSA Ikut Perangi Hoax

Khofifah Ajak HARIAN BANGSA Ikut Perangi Hoax Hj. Dra. Khofifah Indar Parawansa, M.Si, Gubernur Jawa Timur saat menghadiri tasyakuran HARIAN BANGSA. foto: DIDI ROSADI/ BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengaku prihatin dengan banyaknya berita hoax yang beredar di media sosial. Terlebih menjelang pemilihan presiden seperti saat ini. Karena itu, Khofifah mengajak media massa mainstream seperti ikut memerangi hoax.

Khofifah menyontohkan hoax yang beredar, yakni kalau Jokowi menang pilpres, maka azan akan dilarang. Ada lagi hoax yang menyebut Jokowi akan melegalkan pernikahan sejenis kalau terpilih untuk periode berikutnya.

Baca Juga: Tambah Wawasan soal Dunia Jurnalistik, Siswa SMA AWS Kunjungi Kantor HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE

"Hoax itu beredar luas di media sosial dan banyak juga yang mempercayai. Ini memprihatinkan. Di sini lah tugas media mainstream seperti untuk menjadi filter informasi bagi masyarakat," ujar Khofifah dalam sambutannya di tasyakuran 19 Tahun di RM Primarasa, Jumat (1/3).

Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur itu mengungkapkan, Muslimat NU sudah mendeklarasikan perang terhadah hoax, fitnah, dan ghibah. Namun hal itu tak bisa dilakukan sendiri tanpa bantuan media massa. Karena itu perlu adanya sinergitas dengan semua pihak termasuk media massa.

Khofifah yang juga Ketua Umum Muslimat NU sejak tahun 2000 itu berharap media menjadi corong untuk menyebarluaskan informasi positif dan bernilai edukasi. Ia mencontohkan kebiasaan warga yang membuang limbah popok di sepanjang Sungai Brantas. Menurutnya, kebiasaan negatif itu harus dihentikan dan itu butuh edukasi dan sosialisasi dari media massa.

Baca Juga: Profil HARIAN BANGSA, Koran Lokal Jawa Timur, Kiai Jadi Pelanggan Setia Sejak Terbit Perdana

"Kami sudah menginisiasi relawan jogo kali. Bahkan saya ikut menyusuri sungai Brantas untuk membersihkan limbah popok. Saya juga sudah perintahkan Diskominfo memasang CCTV untuk menimbulkan efek jera. Tapi tetap butuh peran media untuk memberikan kesadaran terhadap warga," imbuh mantan Menteri Sosial dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tersebut.

Khofifah berharap media massa termasuk bisa menjadi patnership bagi pemerintahan Jawa Timur. Baik dalam mensosialisasikan program Nawa Bhakti Satya yang diperas menjadi Jatim Cettar. Namun Khofifah juga membuka diri untuk kritik. Tentunya kritik yang sifatnya membangun.

"Media selain memberikan informasi yang benar, juga bisa menginspirasi pembaca untuk berbuat positif. Karena itu, saya selalu menganggap media sebagai patner kerja," pungkas loyalis Gus Dur ini.

Baca Juga: Khotmil Quran dan Santunan Anak Yatim Awali Rangkaian HUT ke-10 BANGSAONLINE

Dalam tasyakuran ke-19, hadir pula Kepala Dinas Kominfo Jatim Ardo Sahak, pengasuh Ponpes Amanatul Ummah KH. Asep Saifuddin Chalim, Ketua Umum Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN) KH. Roziqi, dan sejumlah relasi . (mdr/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sensasi Naik Kapal Cepat ke Pulau Sabang, Perjalanan Jurnalistik CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO