KERING. Salah satu warga Sogo Desa Mojodelik yang kesulitan air bersih. foto : eki nurhadi/bangsaonline
BOJONEGORO (bangsaonline) - Warga Dusun Sogo Desa Mojodelik Kecamatan Gayam Bojonegoro mengalami krisis air bersih cukup parah selama musim kemarau tahun ini. Warga terpaksa mengambil air dari sumber mata air di dekat hutan yang jaraknya puluhan meter dari lokasi perkampungan.
Dusun Sogo merupakan dusun terpencil yang dikelilingi perbukitan tandus dan hutan yang gundul. Jalan menuju ke lokasi dusun ini juga masih berupa batu terjal dan naik turun melintasi kawasan hutan. Menurut Darmi (55) warga RT 21 RW 05 Dusun Sogo, kesulitan mendapatkan air bersih untuk keperluan minum dan memasak sudah dirasakan sejak awal musim kemarau lalu.
Sumur gali yang berada di samping rumah yang kedalamannya mencapai 15 meter telah menyusut dan kering. Begitu pula kondisi Sungai Kaligandong dan Sungai Kalimati yang membentang di Dusun Sogo telah mengering. Darmi menuturkan, untuk mendapatkan air bersih warga terpaksa mengambil air di sumber mata air yang berada di dekat lokasi sungai.
Setiap pagi dan sore hari warga berduyun-duyun mengambil air itu dengan memikul jerigen atau tong bekas untuk menampung air. Lokasi sumber mata air itu berada di dekat hutan dan berjarak sekitar 20 meter dari perkampungan.
"Setiap warga bisa hilir mudik tiga hingga empat kali mengambil air itu dengan jerigen atau tong bekas. Mereka berjalan kaki naik turun melintasi jalan dan pematang sawah," ujarnya. Warga Dusun Sogo sebanyak 150 kepala keluarga (KK). Mereka tinggal secara berkelompok di perkampungan yang agak terpisah jauh dengan perkampungan lainnya itu. Setiap musim kemarau, warga yang tinggal di dusun ini selalu dilanda kekeringan dan kesulitan air bersih.
Bukan hanya kesulitan air minum melainkan kesulitan air untuk bercocok tanam. Lahan sawah di dusun ini juga terlihat dibiarkan kering kerontang.










