BANGSAONLINE.com - Misi dukungan PBB di Libya, MANUL, menyerukan gencatan senjata selama Ramadan.
Libya dalam satu bulan terakhir diguncang pemberontakan. Di mana 392 orang telah tewas dan 1.936 terluka. Perang ditandai dengan serangan militer pada 4 April oleh Jendral Khalifa Haftar, seseorang yang berpengaruh dari bagian timur Libya. Dia berniat menaklukkan Tripoli, di mana menjadi pusat pemerintahan Persatuan Nasional (GNA) yang diakui komunitas internasional.
Baca Juga: Kesemek Glowing asal Kota Batu, Mulai Diminati Masyarakat Indonesia Hingga Mancanegara
Pasukan yang setia kepada RNG dan pasukan yang menyatakan diri sebagai Tentara Nasional Libya (ANL) di bawah komando Marshal Haftar, membombardir pinggiran selatan ibu kota, serta lebih jauh ke selatan kota.
Menurut MANUL, seruan gencatan senjata kemanusiaan sejak awal konflik, hingga bulan Ramadan berakhir. Selama gencatan senjata ini, semua pihak akan berkomitmen untuk "menghentikan semua bentuk operasi militer, termasuk pengintaian, pemboman, aksi penembak jitu dan mobilisasi pasukan".
Manul menyerukan untuk mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan kepada mereka yang membutuhkan, dan untuk menjamin kebebasan bergerak bagi warga sipil selama gencatan senjata ini.
Baca Juga: Ratusan Wisudawan Universitas Harvard Walk Out, Protes 13 Mahasiswa Tak Lulus karena Bela Palestina
Menurut Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, pertempuran itu telah menyebabkan sedikitnya 55.000 orang terlantar. Sampai saat ini, banyak warga sipil masih terjebak dalam lokasi bentrokan.
Jendral Khalifa Haftar. foto:arabtyrantmanual.com
Baca Juga: Bagikan Tafsir Al-Jailani, Khofifah Ajak GenZi Jadi Generasi yang Cinta dan Mengamalkan Quran
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News