BANGSAONLINE.com - China ingin merubah mayoritas muslim Uyghur di Xinjiang, dengan menerapkan kebijakan represif. China menerapkan pelatihan yang disebut mereka sebagai pelatihan mental. Pelatihan itu khusus para muslim
"Kami telah mengomunikasikan dengan jelas penilaian dan harapan kami kepada pihak Cina. Kami menyerukan perubahan dalam situasi di Xinjiang," kata duta besar Uni Eropa Nicolas Chapuis .
Baca Juga: Destinasi Wisata Terpopuler di Jepang: Panduan Lengkap untuk Liburan Anda
Di Xinjiang, sebuah wilayah luas di barat laut Tiongkok, menjadi rumah bagi muslim Uigur. Mereka dituduh sebagai teroris. Pemerintah China pun mengatasnamakan perang melawan terorisme, Islamisme, dan separatisme.
“Beijing telah memperkuat pengawasan dan membuka pusat-pusat pelatihan mental bagi orang-orang yang diduga Radikalisasi Islam,” kata dia. Pusat pelatihan mental di sini adalah, menanamkan ideologi negara.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia memperkirakan bahwa satu juta orang telah ditahan di pusat-pusat ini, yang mereka sebut sebagai kamp pendidikan politik. Namun, Beijing membantah hal ini.
Baca Juga: Perjanjian Internasional Akhiri Pencemaran Plastik Gagal, Negosiasi Akan Dilanjut Tahun Depan
Menurut Chapuis, situasi di Xinjiang memunculkan masalah kebebasan beragama, berkeyakinan, dan berekspresi, serta hak-hak dasar minoritas dan diskriminasi rasial.
Pada bulan Maret, Cina mengumumkan akan mengundang duta besar dari negara-negara Eropa untuk mengunjungi Xinjiang, tetapi perjalanan ini tidak pernah terwujud.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News