BANGSAONLINE.com - Di Sudan, meskipun puasa Ramadhan di suhu panas, pengunjuk rasa tanpa lelah menuntut tentara menyerahkan kekuasaan kepada warga sipil.
Puasa selama 14 jam, dan dalam kondisi suhu panas, rakyat Sudan melanjutkan gerakan menuntut kekuasaan pada sipil. "Kami mampu bertahan dari Ramadhan dan panas," kata Hassan Buchra, salah seorang pengunjuk rasa, dikutip AFP. Diketahui, suhu di Sudah mencapai titik 45 derajat.
Baca Juga: Kesemek Glowing asal Kota Batu, Mulai Diminati Masyarakat Indonesia Hingga Mancanegara
"Kami mampu bertahan dari peluru dan bom (Presiden Omar) al-Bashir yang jatuh dan kami akan selamat dari hawa panas. Kami orang Sudan, kami sudah terbiasa dengan itu," tambahnya.
Ribuan pemrotes berkemah 24 jam sehari di depan markas militer, menuntut agar para jenderal yang merebut kekuasaan dengan mengusir Bashir, menarik diri, dan menyerahkan kekuasaan kepada warga sipil.
Sebulan yang lalu, para demonstran mengambil alih markas militer ini. Itu dilakukan pada 11 April. Tetapi Dewan Militer yang beranggotakan 10 orang, merebut kembali kekuasaan dari mantan presiden. Dan ini membuat marah para pemrotes yang menuntut pemerintah sipil. “Kami tetap bertahan di sini, meski kami dalam kondisi puasa,” teriak mereka.
Baca Juga: Ratusan Wisudawan Universitas Harvard Walk Out, Protes 13 Mahasiswa Tak Lulus karena Bela Palestina
"Kami berjuang untuk suatu tujuan, untuk kekuasaan sipil, untuk mencabut rezim dan untuk mengusir dewan militer," kata Abdelgadir Mohamed, sebelum melakukan doa malam.
Mr Mohamed adalah salah satu dari pemrotes yang berbuka puasa di sekitaran markas militer. Aksi ini diselenggarakan oleh Alliance for Freedom and Change (ALC). Beberapa jam sebelumnya, sukarelawan menyiapkan sup ayam dan busuk, semur kacang, hadir di semua meja Sudan.
Pada saat berbuka puasa, mereka membagikan air, kurma, roti dan sajadah . Yang lain menyemprotkan air ke kerumunan untuk mengurangi efek panas. "Orang-orang menyumbangkan uang untuk jamuan buka puasa," kata Anwar Mahmoud, seorang juru masak.
Baca Juga: Bagikan Tafsir Al-Jailani, Khofifah Ajak GenZi Jadi Generasi yang Cinta dan Mengamalkan Quran
"Kami akan terus menyiapkan jamuan setiap hari hingga akhir Ramadhan," katanya sambil memegang panci besar sup ayam. Yang lain, dengan semangat solidaritas, membawa hidangan yang dimasak kepada para demonstran. "Kami akan tinggal di sini selama dua, tiga atau empat bulan sampai seluruh rezim jatuh," kata seorang pemrotes, sambil mencicipi supnya.
Yang lain, Hossameddine Othman, mengatakan dia siap untuk tinggal di sana bahkan sampai Ramadhan berikutnya. "Kami akan makan, kami akan tidur dan berdoa di sini selama bulan Ramadhan," katanya. "Kami akan tinggal sampai Ramadhan tahun depan, sampai tuntutan kami dipenuhi."
Baca Juga: Lebaran Tinggal Hitungan Hari, Ini Tips Berhijab Bagi yang Punya Pipi Tembem
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News