JEMBER, BANGSAONLINE.com – Kebijakan Pemerintah yang melakukan pembatasan akses penggunaan media sosial (medsos), banyak dikeluhkan pedagang online di Jember. Pasalnya, aktivitas para pedagang dalam ke seharian melakukan perdagangan melalui online, seperti mengunggah foto dagangan dan berkomunikasi dengan pelanggan, membutuhkan waktu agak lama, dan terkadang sering gagal.
Akibatnya, dalam bulan Ramadan ini, pedagang online mengalami penurunan yang sagat drastis. Biasanya dalam Ramadan seperti tahun lalu, omset cukup meningkat sehingga bisa meraup untung cukup banyak. Kini mendekati lebaran, malah membuat penurunan order secara drastis.
Baca Juga: Hadir di Kampanye Akbar, Irwan Setiawan Ajak Menangkan Khofifah-Emil
“Saya jualan kaos dan jaket di Whatsapp mas. Selain juga pasang iklan online shop di Lazada ataupun Shoppe. Tapi komunikai kan sering lewat whatsapp itu. Gara-gara aturan pemerintah. Jengkel saya, upload (mengunggah, red) foto aja tidak bias,” ujar Pedagang Online Devinta Adelia ini saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Sabtu (25/5)
Dengan kondisi ini, kata wanita yang akrab dipanggil Devi ini, menyiksa buatnya. “Lah mau jualan kaos, calon pembeli kan butuh lihat desain gambar, ataupun warna dan ukurannya, karena tidak bias kirim foto, gak jadi beli. Teman saya jualan bakso aci juga rugi, karena lemot kadang untuk chating (mengobrol, red) itu,”ungkap dia.
Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Himpunan pengusaha Muda Indonesua (HIPMI) Perguruan Tinggi Jawa Timur, Yoga Satria, juga memiliki komentar tersendiri. Sebagai koordinator, dirinya mengaku mendapat banyak keluhan dari anggotanya.
Baca Juga: Komitmen Wujudkan Hilirisasi Dalam Negeri, Antam Borong 30 Ton Emas Batangan Freeport
“Anggota saya, mayoritas merupakan mahasiswa pengusaha online shop. Karena pembatasan medsos whatsapp, Instagram, dan facebook, akibatnya mengalami penurunan order cukup drastis,” kata Yoga saat dkonfirmasi sejumlah wartawan, Sabtu (25/5).
Menurut Yoga, sejak adanya kebijakan pemerintah membatasi penggunaan medsos, mahasiswa pengusaha online shop tidak bisa melakukan promosi. Bahkan mereka juga kesulitan melakukan transaksi, karena tidak bisa mengirim foto dan bukti transfer dari dan kepada konsumen.
“Akibatnya, sering terjadi kesalahpahaman, dan akhirnya berujung gagal transaksi. Padahal bagi kami online shop, medsos itu memberikan kontribusi positif. Sehingga kami berharap, pemerintah ada solusi positif,” ungkap dia.
Baca Juga: Seribu Massa SSC di Jember Nyatakan Dukung Khofifah-Emil
Apalagi saat ini menjelang lebaran. Seyognya menjadi pertimbanga. Toh ternyata, katanya, tersebar di masyarakat, solusi penggunaan VPN untuk melancarkan akses. Sehingga menggunakan server dari Negara lain, agar tidak dibanned pemerintah.
“Nah toh pada akhirnya, masyarakat masih bisa mengakses dengan VPN. Sementara itu, VPN juga aman untuk transaksi elektronik,” katanya.
“Sehingga kami harap ada solusi terbaik lainnya, agar tidak menajdi repot seperti sekarang ini,” imbuhnya.
Baca Juga: DPPTK Ngawi Boyong Perwakilan Pekerja Perusahaan Rokok untuk Ikuti Bimtek di Jember
Menyikapi persoalan tersebut, Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo, juga turut menanggapi. Menurut Kusworo, pembatasan akses penggunaan medsos tersebut, adalah untuk meminimalisir penyebaran berita bohong ditengah masyarakat.
“Berkaitan dengan menurunnya akses whatsapp ataupun medsos lainnya, kami himbau masyarakat untuk tetap tenang dan bersabar,” kata Kusworo.
Pasalnya, lanjut Kusworo, pembatasan akses medsos tersebut, sebagai langkah antisipasi pemerintah. “Bertujuan untuk menjaga persatuan dan kesatuan, karena banyaknya hoaks yang beredar. Apa yang dilakukan untuk langkah antisipasi. Innallaha Maasshobirin, sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar,” ungkap dia.
Baca Juga: NasDem Sidoarjo Serahkan Ratusan Beasiswa PIP Jalur Aspirasi
Saat ditanya sampai kapan akses penggunaan medsos tersebut dibatasi. “Saya juga belum tahu,” katanya singkat. (jbr1/yud/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News