Gubernur Soekarwo dan para pemegang saham Bank Jatim pada RUPS LM di Hotel Bumi, Senin (27/10).
SURABAYA (bangsaonline) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) dengan agenda perubahan sususan direksi perseroan. Direktur Kepatuhan dan Direktur Operasional perseroan bertukar posisi.
Direktur Kepatuhan yang sebelumnya dijabat Rudie Hardiono, kini berpindah kepada Eko Antono yang sebelumnya menjabat Direktur Operasional. Rudie kini menduduki posisi lama Eko Antono sebagai Direktur Operasional.
Perubahan susunan pengurus perseroan ini dilakukan setelah adanya proses fit and proper test yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada direktur Bank Jatim.
"Hasilnya direkomendasikan untuk melakukan perubahan posisi direktur kepatuhan dan direktur operasional," kata Direktur Utama Bank Jatim, Hadi Sukrianto usai RUPS LB di Hotel Bumi Surabaya, Senin (27/10/2014).
Hadi menambahkan, dengan adanya perubahan susunan pengurus perseroan ini diharapkan perseroan bisa berkembang secara wajar serta memiliki manajemen dan sumber daya manusia yang profesional.
"Dengan tujuan menjadi Bank Pembangunan Daerah Regional Champion (BRC), maka peningkatan kinerja dan kepatuhan terhadap regulasi adalah hal penting untuk diterapkan Bank Jatim, salah satunya dengan mengadakan RUPSLB ini," kata Hadi.
Hingga akhir Triwulan III/2014, Bank Jatim mencatat total aset sebesar Rp 42,69 triliun, tumbuh 20,24% dibanding periode yang sama tahun lalu. Di sisi Dana Pihak Ketiga Bak Jatim mencatat penghimpunan dana sebesar Rp 35,70 triliun, atau naik 24,54% secara year-on-year (YoY) dan penyaluran kredit sebesar Rp 26,09 triliun, atau tumbuh sebesar 21,18%
Spin off Usaha Syariah
Bank Jatim juga bersiap melakukan spin off unit usaha syariah pada awal 2017. Direktur Agrobisnis dan Usaha Syariah Bank Jatim, Tony Sudjiaryanto mengatakan pihaknya kini fokus mengembangkan unit usaha syariah hingga mempunyai aset sedikitnya Rp 2 triliun untuk melakukan spin off.
"Saat ini aset unit usaha syariah, sudah mencapai Rp 1 triliun, tumbuh dari posisi tahun lalu yang mencapai Rp 600 miliar. Kami menargetkan pada akhir 2016 aset kami bisa mencapai Rp 2 triliun dan kami akan siap melakukan spin off pada awal 2017," katanya kepada wartawan usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa perseroan di Hotel Bumi Surabaya, kemarin.
Ia menambahkan, untuk merealisasikan target tersebut, pihaknya akan gencar membuka jaringan baru di daerah-daerah. Saat ini Bank Jatim mempunyai 47 kantor layanan syariah yang tersebar di seluruh Jatim.
Dari jumlah tersebut, beberapa akan ditingkatkan statusnya dari kantor cabang pembangtu menjadi kantor cabang penuh. "Saat ini kami punya 2 kantor cabang penuh di Surabaya dan Kediri. Tahun ini kami akan membuka kantor cabang penuh baru di Malang dan meningkatkan status dua kantor cabang pembantu di Gresik dan Madiun menjadi kantor cabang penuh," ujarnya.







