TRENGGALEK, BANGSAONLINE.com - Apapun akan dilakukan agar pelaksanaan rabat jalan itu berjalan lancar, baik oleh Satgas TMMD ataupun warga yang berjibaku ikut gotong royong.
Terlihat Khusnul (33) warga Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan, Trenggalek sedang memanggul air dengan jerigen. Sekitar 300 meter jarak antara titik pelaksanaan rabat dengan sumber air yang ada. Jauhnya sumber air tidak langsung menyurutkan niat untuk menghentikannya.
Baca Juga: Tinjau Proyek TMMD, Bupati Arifin: Sangat Membantu Kabupaten Trenggalek
Kesulitan air memang dialami Satgas TMMD dan masyarakat di Dusun Kalitelu, Desa Dompyong, Kecamatan Bendungan. Mereka harus mencari air dari sumber yang sidikit jauh dari titik lokasi sasaran, guna memenuhi kebutuhan pembangunan rabat Jalan TMMD di daerah ini, Selasa (23/7).
Hujan yang mengguyur beberapa waktu lalu, ternyata tidak banyak menghidupkan sumber-sumber air di Kecamatan Bendungan. Sehingga warga dan satgas tetap kebingungan mencari sumber air.
Semua alat mulai timba maupun jerigen digunakan untuk mengangkut air. "Kalau kemarau kita malah jauh lagi. Ini ada air sungai ya kita gunakan untuk air campuran rabat jalan," katanya.
Baca Juga: Wabup Trenggalek Pantau Kegiatan TMMD ke-120 di Kecamatan Pule
Letak topografi Kabupaten Trenggalek yang dikelilingi pegunungan membuat dan menjadikan Trenggalek rawan bencana banjir bila musim hujan dan rawan kekeringan bila musim kemarau.
Sedangkan TMMD 105 tahun 2019 di Trenggalek ini berlangsung saat musim kemarau. Sehinga cukup pantas bila satgas dan masyarakat kesulitan mendapatkan air. Namun hal tersebut tidak mematahkan semangat untuk terus berkarya. (dev/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News