Kecewa Dengan Pangsa Pasar Tembakau di Pamekasan, Sukses Kembangkan Melon Golden

Kecewa Dengan Pangsa Pasar Tembakau di Pamekasan, Sukses Kembangkan Melon Golden Ikramullah, Ketua Pemuda Tani Pamekasan saat di kebun Melon Golden Desa Cenlecen, Pakong, Pamekasan.

PAMEKASAN, BANGSAONLINE.com - Melon Golden yang berasal dari lembah panas Persia dan dibudidayakan di Taiwan mulai mendapatkan tempat di Indonesia. Jenis ini mulai mendapatkan perhatian dari berbagai kelompok tani, meski harganya tergolong mahal.

Di Pamekasan, tepatnya di Dusun Cangkerangan Desa Cenlecen Kecamatan Pakong, Melon Golden ini juga mulai dikembangkan di lahan kering milik kelompok Pemuda Tani. 

Baca Juga: Fakta Buah Pare, Mampu Gugurkan Kandungan Hingga Sebabkan Impotensi?

Menurut Ikramullah, Ketua Pemuda Tani Pamekasan, Melon Golden ini mulai dibudidayakan sejak bulan 5 lalu. "Kami memulai menanam melon ini karena melihat tanaman tembakau saat ini sudah bukan menjadi tanaman yang menguntungkan seperti dulu lagi. Karena harganya tidak ada peningkatan, dan malah kadang-kadang merugikan," ujarnya, Senin (05/08/19) saat ditemui di kebun melon golden miliknya.

"Untuk itu kami punya inisiatif untuk.menanam Golden Melon, yang mempunyai nilai jual tinggi dan banyak manfaatnya. Harga satu kilo bisa mencapai 10 ribu kalau diambil para pengepul. Kalau di supermarket bisa sampai 15-20 ribu per kilo," ungkapnya.

Baca Juga: Harga Beli Tembakau di Haji Her Capai Rp80 Ribu per Kilogram

Ikram melanjutkan, untuk sementara bibit Melon Golden itu didatangkan dari Banyuwangi lantaran di Pamekasan belum ada.

"Sementara untuk lahan kering ini, pengolahan tanahnya harus benar-benar gembur. Jadi saya nggak pakai traktor biasa, tetapi pakai cultivator cakar baja," ungkapnya.

"Sedangkan untuk menaikkan PH tanah, kita menggunakan pengapuran, karena di sini agak rendah. Butuh minimal 6 PH atau udah 6,5 baru pemasangan mulsa plastik untuk menutupi lahan yang akan ditanami," urainya.

Baca Juga: Langkanya Pupuk di Pamekasan, Anggota DPR RI Achmad Baidowi Lakukan Langkah ini

Menurutnya, Melon Golden bisa dipanen setelah umur 65 hari. Jadi lebih cepat dari tanaman tembakau yang panen sampai 3 bulan. Selain itu harga dan keuntungannya lebih tinggi dari daun tembakau.

Ikram berharap, ke depan pemerintah setempat bisa membantu pengembangan dan pemasaran Melon Golden. "Karena saat ini kita menjual ke pengepul. Tetapi kalau pemasarannya bisa langsung masuk ke supermarket sendiri, nilai jualnya bisa lebih besar lagi," pungkasnya. (err/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO