JEMBER, BANGSAONLINE.com – Puluhan santri yang mengatasnamakan dirinya Aliansi Santri Jember (ASJ) melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Pemkab Jalan Sudarman, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu (7/8/2019).
Aksi itu menuntut Bupati dan Manajemen Jember Fashion Carnival (JFC) untuk meminta maaf secara terbuka, meskipun sehari sebelumnya sudah dilakukan mediasi antara MUI Jember beserta perwakilan Kiai dan Pengasuh Ponpes, dengan pihak JFC.
Baca Juga: Meriahnya Festival Ramadhan 2024 yang Digelar Pegadaian Area Jember
"Event JFC dengan mengumbar aurat telah melukai hati para pejuang Jember yang berlatar belakang Pesantren seperti KH. Ahmad Shidiq, KH. Khotib Umar dan segenap tokoh yang telah berjuang dengan susah payah mencitrakan Jember sebagai kota religius," ujar salah satu perwakilan aksi asal Tanggul Akhmad Taufik, saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di sela aksi.
Dalam aksi tersebut, kata Taufik, ASJ menyampaikan 5 tuntutan di antaranya, meminta kepada penyelenggara JFC dan Bupati Jember untuk meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat dan komunitas pesantren.
"Bupati harus bertanggung jawab atas keteledoran penyelenggara JFC, serta JFC tahun depan harus menonjolkan budaya lokal Jember dengan tidak mengeksplor budaya luar,” tegasnya.
Baca Juga: Berperan Tingkatkan Kunjungan, Gubernur Khofifah Apresiasi Pelaku Budaya dan Pariwisata
Diketahui dari aksi tersebut, Wakil Bupati Jember Muqiet Arief menemui para pengunjuk rasa. Selanjutnya dilakukan pertemuan di dalam Gedung Pemkab Jember. Pria yang juga seorang kiai itu menyampaikan, bahwa aspirasi yang disampaikan para demonstran, sudah dibahas dan disuarakan oleh MUI, PCNU serta beberapa perwakilan ulama dengan Forkompimda, Selasa (6/8/2019) kemarin, di Pendopo Wahyawibawagraha.
"Sejatinya sudah dibahas oleh seluruh komponen Forkopimda, Ulama dan beberapa budayawan kemarin," katanya.
Diakui oleh Wabup, even JFC yang digelar Minggu kemarin memang diluar dugaan. “Artis yang datang ke Jember untuk menyemarakkan JFC kemarin, kehadirannya begitu spontan. Mereka (artis Cinta Laura, Putri Indonesia, dan perancang busana terkenal Anne Avantie) hadir untuk menghormati penggagas JFC (Dynand Fariz), sehingga pihak penyelenggara tidak sempat melakukan arahan, dan ini sudah diakui oleh pihak manajemen ketika artis tersebut mengenakan kostum yang viral itu,” ungkapnya.
Baca Juga: Destinasi Wisata Jatim Favorit Wisatawan Nusantara, Khofifah: Transaksi Tembus Rp487 Triliun
Sehingga karena itu, Pemkab dan manajemen JFC siap mengakomodir masukan-masukan dan meminta maaf kepada masyarakat Jember khususnya.
“Ini memang keteledoran dan kami mewakili Pemerintah Kabupaten Jember meminta maaf. Dan ke depan, tidak hanya JFC tapi kegiatan-kegiatan lainnya seperti Tajem maupun kegiatan lain akan dilakukan koreksi,” tandasnya. (jbr1/yud/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News