MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Di tengah ancaman kekeringan musim kemarau, petani di kawasan utara Sungai Brantas Kabupaten Mojokerto dibuat bingung akibat merajalelanya tikus. Binatang pengerat ini 'sukses' menurunkan produksi panen.
Wabah tikus itu terpantau menyerang empat desa di Kecamatan Dawarblandong, yakni di Desa Talunblandong, Cinandang, Dawarblandong, dan Desa Pulorejo.
Baca Juga: Petakan Potensi Desa, Mendes Yandri: Harus Jadi Supplier Bahan Baku Makan Bergizi Gratis
Jagung warga hanya menghasilkan 4 kuintal dalam 1 hektare. Padahal tahun 2018 lalu masih di kisaran 7 kuintal.
“Selama ini hanya dikasih obat saja tikusnya, tapi seringnya gak mempan. Harapannya semoga dengan adanya keluhan kami, pemerintah bisa memberikan bantuan terkait serangan hama tikus ini,” ucap Mak Kani, salah satu petani.
Sementara itu, Rokhim, Kepala Dusun Talunblandong sekaligus kelompok tani setempat mengatakan, serangan hama tikus tahun ini lebih parah. “Tikus juga memakan kangkung, tebu, juga lombok dimakan,” kesalnya.
Baca Juga: Polres Mojokerto Kota Tangkap Buron Penganiayaan
Menurutnya, obat racun untuk membasmi tikus yang diberikan oleh PPL ternyata tidak ada efeknya, karena banyak petani yang gagal panen. “Kami berharap ada tindakan nyata dari dinas terkait untuk menanggulanginya secara efektif. Sebab, jika dibiarkan pada musim penghujan ke depan, tikus bisa merusak tanaman padi. Karena jumlahnya yang semakin berkembang tahun ini,” katanya.
Sebenarnya berbagai cara sudah dilakukan para petani. Seperti pengasapan di lubang tikus, hingga perangkap sederhana. (yep/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News