MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Di tengah ancaman kekeringan musim kemarau, petani di kawasan utara Sungai Brantas Kabupaten Mojokerto dibuat bingung akibat merajalelanya tikus. Binatang pengerat ini 'sukses' menurunkan produksi panen.
Wabah tikus itu terpantau menyerang empat desa di Kecamatan Dawarblandong, yakni di Desa Talunblandong, Cinandang, Dawarblandong, dan Desa Pulorejo.
BACA JUGA:
- Pecah Ban, Bus Pahala Kencana Terbakar di Tol Jombang-Mojokerto
- 7 Parpol Merapat ke Gus Barra, Bupati Ikfina Terancam Gagal Maju Pilbup Mojokerto
- Jalin Kebersamaan, Gus Barra Dampingi Kiai Asep Sambut Hangat Silaturahmi Kapolres Mojokerto
- Bukber Bareng Relawan Bekisar Kemlagi dan Gedeg, Gus Barra Ajak Kuatkan 2 Hal ini
Jagung warga hanya menghasilkan 4 kuintal dalam 1 hektare. Padahal tahun 2018 lalu masih di kisaran 7 kuintal.
“Selama ini hanya dikasih obat saja tikusnya, tapi seringnya gak mempan. Harapannya semoga dengan adanya keluhan kami, pemerintah bisa memberikan bantuan terkait serangan hama tikus ini,” ucap Mak Kani, salah satu petani.
Sementara itu, Rokhim, Kepala Dusun Talunblandong sekaligus kelompok tani setempat mengatakan, serangan hama tikus tahun ini lebih parah. “Tikus juga memakan kangkung, tebu, juga lombok dimakan,” kesalnya.
Menurutnya, obat racun untuk membasmi tikus yang diberikan oleh PPL ternyata tidak ada efeknya, karena banyak petani yang gagal panen. “Kami berharap ada tindakan nyata dari dinas terkait untuk menanggulanginya secara efektif. Sebab, jika dibiarkan pada musim penghujan ke depan, tikus bisa merusak tanaman padi. Karena jumlahnya yang semakin berkembang tahun ini,” katanya.
Sebenarnya berbagai cara sudah dilakukan para petani. Seperti pengasapan di lubang tikus, hingga perangkap sederhana. (yep/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News