SAMPANG, BANGSAONLINE.com - Pelaksanaan pemilihan Kepala Desa (Pilkades) sebanyak 38 desa secara serentak di Kabupaten Sampang yang mendapat pengawalan ketat aparat gabungan keamanan Polri, TNI dan Brimob, ternyata masih diwarnai kericuhan. Tidak hanya ricuh, petugas juga mengamankan ratusan senjata tajam jenis celurit dan pisau pedang.
Bahkan dari pantauan BANGSAONLINE.com, hampir terjadi carok massal dalam pelaksanaan Pilkades di Sampang. Kericuhan itu terjadi di Desa Bire Barat Kecamatan Ketapang. Situasi Pilkades di sana sempat memanas.
Baca Juga: Ditinggal Pergi, Dua Rumah Warga di Robatal Sampang Ludes Terbakar
Saat pelaksanaan coblosan, dua massa berkumpul dan membawa senjata tajam. Untungnya aparat keamanan sigap dan segera menyita senjata tajam sekitar 200 celurit.
Menurut salah satu warga setempat, pemicunya diduga panitia pemungutan kepala desa (P2KD) Bire Barat tidak netral, memihak salah satu calon. Bukti nyata yang jadi situasi memanas dan memancing kemarahan warga, undangan coblosan ternyata banyak tidak diedarkan, sehingga masyarakat kehilangan hak pilihnya.
"Ini bukti kalau panitia tidak netral. Undangan pemilih tidak diberikan, sehingga warga protes sambil membawa senjata tajam," ujarnya.
Baca Juga: Antisipasi Banjir, BPBD Sampang Gunakan EWS untuk Pantau Debit Air Sungai
Sementara itu pelaksanaan Pilkades di Desa Gunung Rancak Kecamatan Robatal, sebanyak 4 warga ditangkap karena membawa senjata tajam sebanyak sekarung yang disembunyikan didalam mobil.
Setelah diusut, ternyata yang membawa senjata tajam itu saksi dari Paslon No. 2 Bambang Purwanto. Akibatnya, jadwal penghitungan yang harus dimulai pukul 13.00 WIB molor karena tidak ada saksi dari Paslon No. 2.
Hingga pukul 16.00 WIB, belum ada penghitungan. Sejumlah warga kemudian merengsek maju mengajukan protes sambil membawa senjata tajam.
Baca Juga: Kasus Pembunuhan di Sampang: Korban Dibacok 2 Orang saat Bonceng Anaknya
Protes tersebut memancing kericuhan. Akhirnya sekitar pukul 17.00 WIB panitia baru melakukan penghitungan dengan pengawalan ketat aparat keamanan.
Di tempat lain, Pilkades di Desa Taddan Kecamatan Camplong, terjadi kekerasan saat pencoblosan di Dusun Berguh, Desa Taddan, Kecamatan Camplong. Syafi warga setempat tiba-tiba dipukul dan dikeroyok, oleh salah satu pendukung Paslon di depan pintu Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Akibat pemukulan itu, Syafi mengalami luka di kepala dan pelipis kanan hingga dilarikan ke Rumah Sakit Sampang.
Baca Juga: Warga Sampang Tewas di Pinggir Jalan, Diduga Korban Pembunuhan
Atas penganiayaan itu, Syafi batal mencoblos karena surat undangannya hilang lantaran ada yang merampas.
“Iya mas, memang benar ada pemukulan yang sedang terjadi, namun saya tidak tahu persis apa penyebabnya, karena langsung diamankan oleh salah satu warga dan dibawa ke dalam untuk dimintai keterangan," ucap anggota LSM GPN yang kebetulan saat itu ada di tempat.
Di sisi lain, Polres sampang bersama Sat Brimob Polda Jatim melakukan sweeping. Hal itu dilakukan polisi menyusul adanya gesekan diduga akibat ada beberapa warga yang tidak menerima undangan memilih di Desa Bira Barat, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang.
Baca Juga: Pj Bupati Sampang: Proyek Relokasi RSUD Perlu Dana Rp760,6 Miliar
(Polisi menggeledah warga yang akan mencoblos)
"Ada sekitar 200 senjata tajam yang berhasil kami sita," terang Kapolres Sampang, AKBP Didit Bambang Wibowo Saputro.
Baca Juga: Pj. Gubernur Jatim Serahkan SK Perpanjangan Jabatan Pj. Bupati Sampang
Didit memimpin langsung razia senjata di Desa Bira Barat, Kecamatan Ketapang, Sampang tersebut, menyusul adanya rencana aksi kerusuhan oleh sekelompok warga bersenjata tajam.
Senjata tajam yang disita petugas ini umumnya yang dibawa ke lokasi TPS. Sebagian disita saat petugas melakukan penyisiran ke rumah-rumah warga.
"Ini kami lakukan untuk mengantisipasi terjadinya carok massal antarpendukung calon kepala desa," jelasnya.
Baca Juga: Mayat Tanpa Identitas di Sampang Tak Diautopsi Sebelum Dimakamkan, ini Penjelasan Rumah Sakit
Saat melakukan penyisiran itu, Polres Sampang juga menerjunkan pasukan khusus dari Brimob Polda Jatim yang juga diperbantukan untuk mengamankan pelaksanaan pilkades serentak di Kabupaten Sampang, madura .
Selain dari personel Brimob Polda Jatim, Polres Sampang juga meminta bantuan pasukan dari Kodim 0828 Sampang.
Jenis senjata tajam yang berhasil disita petugas antara lain celurit, parang, dan pisau. Senjata tersebut ditemukan di rumah warga dan di balik baju pemiliknya.
Baca Juga: Si Jago Merah Lalap Kandang Ayam di Omben Sampang
"Warga yang kedapatan membawa sajam itu kita amankan," ujar mantan Kapolres Trenggalek ini.
(Sejumlah warga yang diamankan ke karena bawa sajam)
Didit mengimbau agar masyarakat tetap menjaga situasi pilkades yang kondusif dan tidak terprovokasi oleh oknum warga yang tidak bertanggungjawab dan sengaja berupaya memperkeruh situasi keamanan pada pelaksanaan pesta demokrasi tersebut.
"Mari kita jaga pesta demokrasi ini agar aman dan kondusif, sesuai dengan harapan semua pihak," pintanya.
Pilkades serentak di Kabupaten Sampang, Madura kali ini digelar di 38 desa yang tersebar di 14 kecamatan di wilayah itu. (hri/rol/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News