Begini Cara Pemkot Surabaya Budidayakan Tabebuya

Begini Cara Pemkot Surabaya Budidayakan Tabebuya Pohon Tabebuya yang sedang berkemaran di salah satu jalan protokol.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Jauh hari sebelum Bunga Tabebuya di viral dan banyak dikenal masyarakat, Pemerintah Kota (Pemkot) sebenarnya juga telah melakukan budidaya bunga Tabebuya. Bahkan, budidaya atau pembibitan itu sudah dilakukan sejak lima tahun lalu di Kebun Bibit Wonorejo, Rungkut, .

Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Penerangan Jalan Umum (PJU) Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota , Hendri Setianto, mengungkapkan beberapa jenis Tabebuya yang dibudidayakan itu terdiri dari berbagai jenis, mulai yang berwarna Kuning, Putih, hingga Pink.

Baca Juga: Dampingi Kapolri dan Panglima TNI, Pj Adhy Tinjau Persiapan Natal 2024 di Gereja Bethany Surabaya

“Pembibitan ini kita upayakan untuk jangka panjang. Kalau pembibitannya sekarang, penanamaannya lima tahun mendatang,” kata Hendri, Jumat (22/11).

Proses pembibitan tanaman bunga yang instagramable ini tak sekadar untuk kebutuhan taman-taman kota, namun juga diperuntukkan masyarakat. Warga nantinya bisa mengajukan permintaan bunga tersebut ke DKRTH.

“Kalau minta, kita kasih cuma-cuma. Tapi, tak sebesar yang ditanam di pinggir-pinggir jalan. Karena masih membutuhkan waktu,” ujarnya.

Baca Juga: Pengamanan Nataru, Polda Jatim Kerahkan Ribuan Personel di Operasi Lilin Semeru 2024

Menurut Hendri, di Kebun Bibit Wonorejo yang luasnya mencapai satu hektare itu, dikembangkan proses pembibitan berbagai jenis tanaman. Dari luasan kebun bibit, area pembibitan tanaman Tabebuya menempati lahan berukuran 100 x 2 meter yang terdiri dari beberapa blok.

(Proses pembibitan Tabebuya yang ditempatkan di bedeng-bedeng)

Baca Juga: PT KAI Daop 8 Surabaya Catat Ada 6 KA Favorit dengan Okupansi Tinggi di Libur Nataru 2025

“Dari biji (Tabebuya) yang kita ambil dari tanaman yang ada di pinggir-pinggir jalan, kita bibitkan dalam blok atau bedeng. Kira-kira ada enam blok, dan tiap blok ada sekitar 1.500 bibit,” paparnya.

Hendri menyebut, dari proses pembibitan di bedeng-bedeng itu, jika tanamannya sudah berukuran 30-50 centimeter, maka proses selanjutnya akan dipindahkan ke lahan terbuka tanpa polibag di sekitar kebun bibit.

“Biar pertumbuhannya cepat. Kemudian, kita lakukan pembibitan lagi. Dari biji kering, kita semai, kalau sudah tumbuh kita ambil, kemudian dimasukkan ke polibag,” urainya.

Baca Juga: Luncurkan Puspaga Setara di Peringatan Hari Ibu, Pj Gubernur Jatim : Wujudkan Kesetaraan Gender

Hendri juga menjelaskan bahwa budidaya Tabebuya yang dilakukan oleh pemkot sampai saat ini belum begitu besar. Namun begitu, sebagian telah ditanam di taman-taman kota. Sedangkan di beberapa ruas jalan, karena membutuhkan ukuran yang besar, sementara ini pemerintah kota mendatangkan dari tempat-tempat pembibitan yang ada di Kediri, Tulungagung, dan Malang.

“Pengadaan tetap ada, karena tinggi di kebun bibit berkisar satu meter,” katanya.

Kepala UPTD Taman, Pramudita Yustiani menjelaskan, mulai proses pembibitan hingga pemeliharaan, pihaknya memiliki tim khusus yang berjumlah lima orang petugas. Mereka dinilai berpengalaman dalam proses pembibitan tanaman. “Pembibitan ini gencar kita lakukan, karena banyak minta, setelah melihat saat bermekaran,” paparnya.

Baca Juga: Orang Tua Siswi SMP yang Dilaporkan Hilang dan Dijual ke Hidung Belang Protes ke Polisi

Selama bulan November ini, tanaman Tabebuya bermekaran bunganya di sejumlah ruas jalan. Keindahkan bunga Tabebuya yang nampak di sejumlah lokasi tak jarang dijadikan spot selfie warga. Di Kota Pahlawan, terdapat sekitar tujuh ribu Tabebuya. Setelah banyak ditanam di tengah kota, DKRTH memperluas penanaman di kawasan pinggiran.

Pramudita menambahkan, budidaya tanaman Tabebuya tidaklah sulit. Untuk kesuburan tanaman, DKRTH hanya menggunakan pupuk organik, di antaranya hasil pengomposan. (ian/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Angkot Terbakar di Jalan Panjang Jiwo, Sopir Luka Ringan':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO