KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Target Presiden Joko Widodo tahun 2023 Indonesia bebas sampah, direspons serius Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Guna mewujudkan target tersebut, Lembaga Penelitian Masyarakat (LPM) IPDN berguru ke salah satu komunitas peduli sampah di Kota Batu, yakni Sabers Pungli (Sapu Bersih Nyemplung Kali), Kamis (28/11). Sudah terbukti, komunitas ini berhasil mengantarkan Kota Batu mendapat predikat kota sehat dan mendapat penghargaan dari pemerintah pusat.
"Kami mendengar di Kota Batu ada Sabers Pungli yang bisa mengelola sampah tanpa meninggalkan sampah dan sumur biopori. Ini yang menarik. Makanya, kami sengaja menggelar seminar hasil penelitian LPM IPDN ini di Kota Batu," ujar Wiyana, S.E., M.Si, sekretaris panitia seminar hasil penelitian LPM IPDN yang dilangsungkan di Senyum World Hotel (SWH) Kota Batu, Jumat (29/11).
Baca Juga: Meriahkan Malam Tahun Baru, Senyum World Hotel Kota Batu Gelar Carnival Countdown
Seminar yang berlangsung sejak 27 November dan berakhir 29 November 2019 ini diikuti 80 dosen IPDN. Mereka akan menerima penjelasan hasil penelitian yang dilaksanakan LPM di sejumlah daerah, antara lain di perbatasan Kabupaten Sambas Kalimantan Barat, kawasan pedesaan Luwu Utara Sulawesi Selatan, kawasan perkotaan Banjarbaru Kalimantan Selatan, kawasan pesisir Talaod Sulawesi Utara, dan di desa binaan dekat kampus IPDN di Sumedang. Hal-hal yang diteliti di daerah antara lain masalah pemerintahan, pemberdayaan masyarakat, dan teknologi tepat guna.
Hasil penelitian itu kemarin disampaikan oleh 4 orang kepala pusat di LPM IPDN, yakni Dr. H. Dahyar Daraba, M.Si, Dr. Ulmi Listyaningsih, M.Si, Drs. Hasbullah Hasan, M.Si, dan Dra. Rusmiati, M.Hum. Hasil penelitian itu nantinya akan disampaikan pada kementerian untuk dirumuskan menjadi sebuah kebijakan. Sedangkan untuk pihak IPDN sendiri, hasil penelitian itu akan menjadi salah satu bahan ajar kepada taruna IPDN.
Yang menarik, relawan Sabers Pungli diundang menjadi pembicara di seminar tersebut. Dodik, salah satu penggagas Sabers Pungli menjelaskan, sabers pungli merupakan gerakan kesadaran lingkungan yang peduli terhadap air, sungai, dan sampah. Para relawan ini bergerak setiap minggu nyemplung kali dan sekarang sudah masuk yang ke-106 sejak bulan September 2017.
Baca Juga: Harga Daging Ayam di Kota Batu Terus Merangkak Naik Jelang Nataru
"Sabers Pungli bukan LSM dan bukan sebuah organisasi, kami bergerak setiap minggu bersama pemerintah, masyarakat, dan komunitas yang sadar bahwa memang terjadi masalah di lingkungan kita. Bahwa perlu kesadaran tentang persoalan lingkungan dan perlu terlibat bersama untuk menyelesaikanya," ungkap Dodik.
Ditambahkan, pihaknya senang berbagi pengalaman dengan LPM IPDN tentang apa yang telah, sedang dan akan dilakukan oleh Sabers Pungli. Menurutnya, Batu sebagai hulu Sungai Brantas harus memulai dan menjadi pelopor untuk menyelamatkan Sungai Brantas dari kerusakan akibat sampah yang tidak terkelola.
"Empat belas kota dan kabupaten yang dilewati Brantas harus sadar akan kondisi ini, dan mari kita bergerak bersama untuk sapu bersih sampah Sungai Brantas," pungkasnya.
Baca Juga: Diduga Korsleting Listrik, Rumah Warga Sisir Kota Batu Ludes Terbakar
Seusai seminar, peserta diajak ke Desa Sumbergondo untuk melihat pengolahan sampah terpadu. Sabers Pungli sudah ada pilot project bersama dusun sahabat alam di Desa Tawang Argo, Karangploso, dan Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji. Ada proses pembakaran dengan insinerator untuk sampah residu yang tidak bisa diolah menjadi butiran seperti pasir yang bisa digunakan untuk pupuk atau campuran pembuatan paving. Sedangkan sampah organik diolah menjadi pupuk cair dan padat, plastik bisa didaur ulang oleh perusahaan pengolahan. (asa/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News