PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Untuk mendukung kebutuhan pasar terhadap susu sugar di Kabupaten Pasuruan yang cukup tinggi, Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan (DPKP) mulai menerapkan teknologi baru, yakni recording laktasi pada sapi perah. Metode ini adalah salah satu upaya untuk meningkatkan produksi susu sapi perah.
Kepala DPKP Pasuruan Irianto pada BANGSAONLINE.com menjelaskan, secara umum populasi sapi perah di Kabupaten Pasuruan pada 2019 mencapai sekitar 112 ribu ekor. Angka ini dinilai cukup bagus. Tak hanya pada sisi pembibitan oleh peternak, namun tata kelola hasil produksi susu juga tak menemui kendala.
Baca Juga: Pasuruan Serasa Tak Punya Pemimpin, Kinerja Pj Bupati Dua Bulan Terakhir Jadi Sorotan
Saat ini, yang menjadi perhatian DPKP adalah bagaimana meningkatkan hasil produksi susu sapi perah per ekor bisa naik. Saat ini, setiap satu ekor sapi (yang sudah melahirkan) mampu menghasilkan susu segar antara 10-11 liter. Dengan menerapkan recording laktasi, DPKP mencoba melakukan pencatatan, tak kurang dari 400 sapi perah betina.
Tujuan pencatatan ini untuk mengetahui secara pasti, mana saja indukan yang hasil produksi susu tertinggi (di atas 13 liter/hari). Mereka nanti akan akan dilakukan inseminasi buatan (IB) dengan pejantan pilihan. "Dengan IB tersebut, diharapkan nanti akan melahirkan sapi perah yang berkualitas," jelas Irianto.
Uji coba Recording Laktasi untuk sementara dilakukan di wilayah yang memiliki suhu udara dingin, seperti Tutur dan Purwodadi yang notabenenya sentra peternak sapi perah di Kabupaten Pasuruan. Harapannya nanti, selain produksi susu mengalami peningkatan, pendapatan para peternak juga ikut terdongkrak naik.
Baca Juga: Keluhkan Perizinan, Sejumlah Perusahaan Wadul ke Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan
Harga susu sapi perah di Kabupaten Pasuruan sendiri relatif masih rasional, di mana setiap liter dihargai antara Rp 5.100 - 5.500, tergantung kualitas (grade). Untuk total produksi susu sapi perah di Pasuruan dari data yang ada di DPKP, lebih kurang mencapai 1.080.000 juta liter per hari. (bib/par/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News