BOJONEGORO (bangsaonline) - Memasuki musim tanam padi sejak pertengahan November lalu, permintaan pupuk di Bojonegoro meningkat. Hal itu menyebabkan langkanya pupuk jenis urea di beberapa kios maupun gudang penyangga. Pupuk yang langka itu hanya jenis urea, sedangkan jenis SP 36 dan pupuk Ponska masih banyak dijumpai.
Sekretaris komisi B DPRD Bojonegoro Lasuri ketika dikonfirmasi membenarkan, pada awal November hingga pertengahan Desember ini kebutuhan pupuk sangat meningkat seiring memasuki masa tanam di musim penghujan. Sehingga, kebutuhan pupuk cukup tinggi dari petani.
"Memang terjadi kelangkaan pupuk terutama Urea yang sudah tidak ditemukan di beberapa distributor," katanya, Minggu (14/12/2014).
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Bojonegoro Ahmad Djupari membantah jika pupuk urea ini langka. Hanya saja, ia tidak memungkiri jika ketersediaan pupuk yang ada tidak mampu mencukupi kebutuhan petani.
"Sebenarnya tidak langka, memang kurang karena alokasi dari pusat tidak bisa memenuhi usulan kebutuhan yang kita ajukan," ujarnya.
Dikatakan, jumlah pupuk Urea berdasarkan RDKK sebanyak 72.656 ton. Namun pemerintah pusat hanya mengalokasikan sebanyak 54.720 ton. Sedangkan realisasi hingga November 2014 mencapai 47.738 ton dan menyisakan 6.931 ton pupuk Urea.
Selanjutnya untuk pupuk SP 36 hanya dialokasikan 14.558 ton dari RDKK 23.180 ton. Dengan realisasi 13.804 ton dan tersisa 754 ton. Pupuk ZA dialokasikan 17.845 ton dari RDKK 25.405 ton. Realiasai hingga November 2014 mencapai 15.376 ton dan tersisa 2.469. Untuk pupuk Ponska dari RDKK 106.571 ton hanya dialokasikan 36.463 ton dengan realisasi 34.601 sehingga masih tersisa 1.862 ton.
"Untuk mengatasi kekurangan ini kami sarankan petani menggunakan pupuk organik, selain lebih bagus juga lebih ekonomis," pungkas Djupari.










