Direvitalisasi, Sentra Intako Tanggulangin Dijadikan Wisata Three In One

Direvitalisasi, Sentra Intako Tanggulangin Dijadikan Wisata Three In One IKON TANGGULANGIN: Direktur IKM Kemenperin, Ratna Utarianingrum melihat pameran produk kulit di Taman Budaya Tanggulangin, Desa Kedensari, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, Kamis (20/2). foto: MUSTAIN/ BANGSAONLINE

SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Pemerintah pusat berupaya agar sentra Industri Tas dan Koper (Intako) Sidoarjo terus menggeliat. Caranya melalui program Revitalisasi berkonsep Wisata Three In One, yakni wisata belanja, edukasi, dan budaya.

Revitalisasi dilakukan dengan membangun infrastruktur pendukung di sentra Intako . Tahun 2019, revitalisasi di antaranya berupa pembangunan Taman Budaya , di Desa Kedensari Kecamatan .

Baca Juga: Lansia di Tanggulangin Sidoarjo Dilaporkan Keluarga Bocah 10 Tahun atas Dugaan Pencabulan

Direktur IKM, Kimia, Sandang, Kerajinan dan Industri Aneka Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Ratna Utarianingrum, mengatakan, konsep Wisata Three In One dipilih karena saat ini masyarakat senang dengan berwisata.

"Wisata belanja, bagaimana di sini (Intako ) menjadi tempat belanja yang nyaman dan aman. Tidak panas. Sehingga harus dilengkapi infrastruktur yang bagus," cetus Ratna saat Launching Taman Budaya , di Desa Kedensari , Kamis (20/2).

Sedangkan Wisata Edukasi, kata Ratna, selain belanja produk berbahan kulit, pengunjung bisa datang ke workshop untuk belajar membuat barang-barang kulit yang bagus. "Misalnya belajar membuat dompet kecil," bebernya.

Baca Juga: Gara-gara Perkelahian Anak, Warga Tanggulangin Sidoarjo Dibacok Tetangganya Hingga Nyaris Putus

Sementara Wisata Budaya, pengunjung bisa menikmati kearifan lokal tentang budaya membuat tas yang ada sejak lama di . "Di taman budaya ini pengunjung setelah belanja bisa menikmati Reog atau tarian lainnya, yang merupakan kekayaan budaya Indonesia," bebernya.

Dengan konsep Wisata Three In One ini, Ratna optimistis program Revitalisasi Sentra IKM Intako juga mampu mendongkrak omzet pengrajin, karena produktivitasnya naik. "Orang yang tadinya kurang mengenal tentunya juga semakin kenal," bebernya.

Untuk program Revitalisasi ini, Kemenperin mengucurkan dana sekitar Rp 9 Miliar pada tahun 2019. Dana tersebut untuk membangun di antaranya Taman Budaya .

Baca Juga: Terpilih Aklamasi, Zakaria Dimas Nahkoda Baru Hipmi Sidoarjo

Di taman ini terdapat monumen instalansi IKM yang berlogo Udang dan Bandeng, yang ditopang dengan empat buah koper besar yang merupakan desain asli pada tahun 1939 silam. Ikon ini berbahan perunggu seberat tujuh kuintal.

"Ini dulunya lapangan desa yang kalau hujan pasti becek. Ke depan nantinya ini juga bisa dipakai hajatan kondangan," ungkap Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Sidoarjo, Tjarda.

Dia menambahkan, program revitalisasi ini berlanjut pada tahun 2020. Tidak jauh dari Taman Budaya ini, bakal dibangun gedung dua lantai. Selain untuk pameran dan workshop, gedung tersebut akan berfungsi sebagai museum. "Dananya Rp 3,2 Miliar. Terima kasih kepada Kemenperin karena program ini banyak bermanfaat," beber Tjarda.

Baca Juga: Satgas Pangan Polresta Sidoarjo Tinjau Harga Beras di Pasar Larangan

Sementara itu, salah satu perajin tas dan koper , M Roni Yudianto mengaku event pameran produk yang digelar saat peluncuran Taman Budaya bermanfaat bagi para perajin .

Sebab pihaknya bisa mengenalkan produk-produk unggulan berbahan kulit saat pameran selama tiga hari tersebut. "Ini kesempatan bagi kami untuk memamerkan produk terbaik kepada masyarakat," ungkap perajin yang memiliki merek Lee Choir ini. (sta/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO