BangsaOnline-Pemilik akun Facebook ramai membicarakan sikap mengagetkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Kisah itu diunggah akun Farida Hardaningrum dengan judul 'Pelukan Umay untuk Ibu Walikota' pada pekan kemarin. Berikut kisahnya:
Hari ini, saya mendapat pengalaman yang sangat mengesankan.
Mengikuti acara Penganugerahan Pendamping terbaik bagi para mahasiswa di
Surabaya yang telah sukses membina adik-adik asuh untuk kembali
bersekolah.
Acara berlangsung meriah. Anak-anak jalanan
yang telah berubah menjadi pelajar tampil di panggung. Prestasi mereka
beragam. Ada yang juara menyanyi, berprestasi di sekolah, hingga meraih
medali perak tingkat nasional untuk balap sepeda. Wali Kota Surabaya,
Ibu Tri Risma Harini, yang juga hadir di acara itu, tidak canggung
menyebut mereka sebagai “Anak-anak Saya”.
Tapi bukan itu
yang membuat saya dan belasan orang mengharu biru. Ketika acara telah
berakhir, dan Wali Kota beserta rombongan telah meninggalkan tempat
acara, yaitu Liponsos (Lingkungan Pondok Sosial Kalijudan) yang
menampung anak berkebutuhan khusus.
Tiba-tiba dari dalam
gedung pertemuan terdengar seorang anak menangis meraung-raung,
menyebut ibunya. Cukup lama dia menangis sehingga banyak yang datang
padanya, termasuk saya. Ternyata ia adalah seorang anak tuna grahita
berusia sekitar 15 tahun. Pada acara pembukaan tadi saya lihat si Umay,
nama anak itu, sangat asyik berjoget gembira.
Tangisnya makin menggema sambil terus memanggil-manggil: "Di mana Ibuku… di mana Ibuku?"
Ada
apa gerangan? Menurut penjelasan pengurus Pondok, ternyata Umay
kehilangan 'Ibunya' yang tak lain adalah Wali Kota Surabaya, Tri Risma
Harini. Rupanya, saat Bu Risma pulang, dia tengah berada di kamar mandi.
Istilah Jawa-nya adalah 'kelayu'.
Tak seorang pun bisa
mendiamkan Umay, sehingga pimpinan Pondok berinisiatif menelpon
seseorang. Saya dengar beliau melaporkan bahwa Umay tidak bisa berhenti
menangis.
Ternyata yang ditelpon adalah bu Risma! Saya
cuma berpikir. Ah, mungkin itu hanya bersifat laporan. Mana mungkin
seorang walikota mau kembali hanya untuk menenangkan anak tuna grahita?
Sekitar
lima menit kemudian, masuklah sebuah mobil Innova hitam yang tadi
dikendarai Bu Walikota ke dalam halaman Liponsos. Bu Risma pun turun. Orang-orang segera memanggil Umay, dan sejurus kemudian berbaurlah bocah itu ke pelukan “Ibunya”.
Bagaikan sikap seorang Ibu kepada anaknya, Bu Wali Kota mendekap dan bertanya, kenapa tadi Umay tidak ikut mengantar?
Terlihat
si Umay begitu manja dan tak mau lepas dari pelukan 'Ibunya' itu.
Merespon sikap Umay itu, Bu Risma mengatakan: “Ibu harus mencari uang
untuk makan kamu, supaya kamu bisa belajar joget dan menyanyi”.
Akhirnya
Umay pun mau melepaskan pelukan disertai senyuman. Sungguh, sebuah
kejadian yang sangat jauh dari rekayasa, apalagi pencitraan.
Baca Juga: Kunjungi Situs Ndalem Pojok, Risma Teteskan Air Mata
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News