GRESIK, BANGSAONLINE.com - Wakil Ketua (Waka) Bidang Hukum & HAM DPD Partai Golkar Kabupaten Gresik, A. Fajar Yulianto, S.H. berharap penyelenggaraan Pilbup Gresik 2020 bisa diikuti minimal 2 pasangan calon.
Ia berharap parpol sebagai instrumen pengusung paslon bisa menciptakan pilkada yang demokratis, serta KPU sebagai penyelenggara bisa membantu mengomunikasikan dengan parpol agar tak muncul calon tunggal.
Baca Juga: Musda Golkar Gresik, Sarmuji: Tunggu Juklak dari DPP
"Pilbup nanti jangan sampai hanya muncul calon tunggal yang akan melawan bumbung kosong," ujar Fajar Yulianto kepada BANGSAONLINE.com, Kamis (5/3).
Fajar mengapresiasi usaha KPU yang telah intens berkomunikasi dengan partai politik di Kota Pudak agar lekas memunculkan pasangan calon dan bisa mewujudkan lebih dari satu pasangan calon.
"Imbauan KPU Gresik agar semua parpol dan petinggi parpol segera menentukan bakal calon bupati (bacabup) untuk diusung pada Pilbup Gresik 2020 tidak hanya sebatas imbauan, tapi kami harap juga punya kewajiban melakukan edukasi kesadaran politik pada masyarakat dan pelaku politik di Gresik," terang Direktur LBH Fajar Trilaksana ini.
Baca Juga: Kunjungi Pasangan Yani-Alif, Sekjen DPP Golkar Optimis Menang 95 Persen
Sebab, ia melihat saat ini dinamika politik di Gresik stagnan. Fajar menyebut ada indikasi paslon tunggal di Pilbup Gresik 2020.
"Ada upaya dari kekuatan dua pihak yang saling berkepentingan. Kekuatan itu yaitu petahana dan sebagian partai politik yang masuk lingkaran mereka. Petahana berkepentingan untuk menjaga dan mempertahankan zona status quo, dengan cara memborong rekom partai dan akan tetap berkuasa. Sementara itu, partai-partai berkepentingan untuk menang dan/atau mendompleng petahana yang dianggap sukses tanpa perlawanan," urainya.
"Tengara grand skenario seperti ini dengan cara menina bobokan sejumlah petinggi parpol dengan memberikan janji-janji pepesan kosong kemudian membuat persekongkolan menggiring kontestasi Pilbup Gresik 2020 hanya muncul dan lahir calon tunggal dengan konsekuensi melawan bumbung kosong. Fakta seperti ini yang kami tidak inginkan. Saya kira mayoritas masyarakat Gresik juga sama," paparnya.
Baca Juga: HUT ke-60, Ribuan Massa Golkar Gresik Ikuti Senam Massal Nasional Pecahkan Rekor Muri
"Kalau grand skenario ini benar terjadi dan terwujud, maka status quo tetap berkuasa dan tanpa perubahan. Padahal, gelombang masyarakat yang ingin ada perubahan di Kabupaten Gresik untuk menjadikan Gresik makin tak bisa terbendung," kata Sekretaris DPC Peradi Gresik ini.
Fajar berharap tidak sampai terjadi calon tunggal pada Pilbup Gresik, karena bisa menjadi preseden buruk bagi partai politik, dan menunjukkan adanya kegagalan kaderisasi untuk menyiapkan calon pemimpin daerah.
Fajar mengakui munculnya calon tunggal diperbolehkan dan diatur dalam UU No 10 Tahun 2016, tentang Pilkada, dengan mekanisme apabila KPU telah melakukan perpanjangan pendaftaran, tapi tetap saja tidak ada calon lain yang mendaftar.
Baca Juga: HUT ke-60 Golkar, Fajar: Saya Siap Tarung dengan Asroin, Wongso, dan Anis untuk Jabat Ketua
Juga dalam Pasal 54C ayat (1) UU No 10 Tahun 2016 dinyatakan bahwa calon tunggal diperbolehkan apabila terdapat lebih dari satu calon yang mendaftar tapi dinyatakan tidak memenuhi syarat yang mengakibatkan adanya calon tunggal.
Meski demikian, ia berharap hal itu tak terjadi di Gresik. "Kami ingin Gresik lebih sehat berdemokrasi, karena dengan hanya muncul calon tunggal akan berdampak sangat negatif. Jelas kami yakini ini akan menurunkan tingkat partisipasi pemilih, menurunnya tingkat kepercayaan terhadap partai politik yang seharusnya tetap punya jiwa kompetitif. Artinya parpol harus mampu menjadikan kiblat praktik demokrasi dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat," tambahnya.
"Pilbup Gresik 2020 harus ada alternatif pilihan, harus ada kompetisi, sehingga masyarakat tidak terdikte oleh kepentingan sebatas melanggengkan sebuah kekuasaan. Inilah tugas besar KPU dan parpol untuk menyosialisasikan pentingnya berdemokrasi dengan sehat," jelasnya.
Baca Juga: Musda Golkar Gresik, Asroin Siap Running Jadi Ketua
Sebagai Wakil Ketua Partai Golkar Kabupaten Gresik, ia telah memberikan saran dan masukan serta mendorong intern partai agar punya sikap tersendiri. "Golkar sebagai salah satu partai besar di Kabupaten Gresik harus tampil sebagai pengusung dan melakukan perlawanan. Sebuah perlawanan agar terhindar dari calon tunggal," tegasnya.
Langkah ini, kata Fajar, juga akan dikomunikasikan dengan jajaran pengurus harian Partai Golkar Gresik secara intens, dengan menjalankan mekanisme partai hingga menjadi keputusan Partai.
"Saya juga mengajak kepada semua parpol di Gresik agar bisa bangkit dan percaya diri (PD) bisa memunculkan lebih dari satu kontestasi dalam Pilbup Gresik 2020, sehingga Pilbup Gresik bisa berjalan demokratis dan menghasilkan pemimpin yang dikehendaki rakyat," pungkasnya. (hud/rev)
Baca Juga: Maju Calon Ketua DPD Golkar Gresik, Andi Fajar Yulianto Intens Galang Dukungan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News