Di Depan Ribuan Muslimat NU, Kiai Asep: Kalimat Laahawla Tangkal Virus Corona

Di Depan Ribuan Muslimat NU, Kiai Asep: Kalimat Laahawla Tangkal Virus Corona Ribuan ibu-ibu Muslimat NU masih rela hadir pada acara Tahlil dan Pengajian Akbar yang digelar Muslimat NU Kabupaten Mojokerto di kampus Institut KH Abdul Chalim (IKHAC) Pacet Mojokerto, Ahad (15/2/2020). foto: bangsaonline.com

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Di tengah ketakutan terhadap serangan ganas virus corona, ternyata ibu-ibu NU masih rela hadir pada acara Tahlil dan Pengajian Akbar yang digelar NU Kabupaten Mojokerto di kampus Institut KH Abdul Chalim (IKHAC) Pacet Mojokerto, Ahad (15/2/2020). Saking membeludaknya bahkan warga NU itu sempat menghijaukan kampus IKHAC yang didirikan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA itu.

Saat memberi sambutan, Kiai Asep minta agar masyarakat tidak panik dan takut berlebihan denga virus corona. “Kita harus banyak membaca laa hawla walaa quwwata illa billah,” kata Kiai Asep saat memberikan sambutan di depan ribuan warga NU. “Ini ada haditsnya,” tambahnya.

Baca Juga: Kampanye Akbar, Tak Banyak Pidato, Khofifah dan Gus Barra Sibuk Bagi Souvenir & Borong Kue Pengasong

Menurut Kiai Asep, kita memang harus hati-hati dan waspada terhadap keganasan virus corona. “Tapi kita sebagai orang muslim punya iman dan keyakinan bahwa semua itu Allah yang mengatur. Kelebihan kita umat Islam karena kita punya iman sehingga kita tidak panik,” tegas Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.COM seusai acara.

Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu menegaskan bahwa menurut hadits, kalimat lahawla itu bisa menangkal 99 penyakit. Termasuk virus corona. “Karena itu kita harus yakin karena ini hadits,” katanya.

Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, ribuan warga NU dari berbagai kawasan Kabupaten Mojokerto tumplek blek di kampus IKHAC Mojokerto. Mereka mengikuti Tahlil dan Pengajian Akbar yang digelar NU Kabupaten Mojokerto, Ahad (15/3/2020). Para ibu-ibu NU itu tidak hanya memenuhi halaman kampus IKHAC tapi meluber ke Gedung Pascasarjana dan depat Guest House.

Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng

Hadir dalam acara itu Ustadz Yusuf Mansur sebagai penceramah. Dalam taushiahnya, Ustadz kondang asal Betawi itu minta ibu-ibu NU jangan tergantung kepada selain Allah SWT. Menurut dia, Allah Maha Kaya. Bagi Allah, kata dia, tidak ada yang tidak mungkin. Karena itu ia minta ibu-ibu NU hanya minta kepada Allah saja, tidak kepada yang lain. Tentu juga dibarengi ikhtiar.

Ustadz Yusuf Mansur mencontohkan kampus Institut KH Abdul Chalim yang didirikan oleh Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA. Menurut dia, kampus megah dan besar yang kini ditempati acara pengajian akbar itu berdiri juga berkat doa dan cita-cita tinggi Kiai Asep Saifuddin Chalim.

Ustadz yang sering tampil di layar tv itu bahkan meyakinkan para ibu-ibu NU agar segera pergi ke toko emas di pasar usai pengajian. Lalu berdoa agar harga emas itu dimurahkan. “Lihat keajaiban doa dan ikhtiar Anda,” kata Ustadz Yusuf Mansur.

Baca Juga: Khofifah dan Eri Cahyadi Kompak Hadiri Ta’dzim Maulid Nabi Muhammad SAW di GBT

Kiai Asep membenarkan taushiah yang disampaikan Ustad Mansur. Ia lalu bercerita tentang bukti kehebatan doa sehingga membuat orang sukses.

“Saya ini dulu kuli bangunan,” kata Kiai Asep mencontohkan kehebatan doa yang membuat dirinya sukses dan kaya raya. Ia juga bercerita bagaimana ia merintis pembangunan Pondok Pesantren Amanatul Ummah tanpa modal uang memadai tapi lebih banyak ikhtiar dan berdoa.

Ternyata, ia kini sukses berkat istiqomah salat malam dan berdoa kepada Allah SWT. Bahkan Kiai Asep kini mempunyai 9.000 santri, termasuk santri dari delapan negara asing.

Baca Juga: Khofifah Disambut Pekikan 'Lanjutkan' saat Berangkatkan Peserta Jalan Sehat Hari Santri di Madiun

Karena itu ia kini merintis International Islamic University yang bisa memberi beasiswa kepada mahasiswa di seluruh dunia. Selama ini, kata dia, bangsa Indonesia kalah dengan Mesir. Padahal gaji dosen dan guru besar di Mesir jauh lebih kecil dibanding gaji dosen dan guru besar Indonesia.

“Tapi Mesir punya Universitas Al-Azhar yang memberikan beasiswa bagi mahasiswa di seluruh dunia. Akhirnya Mesir lebih terkenal dan hebat dari kita,” kata ketua umum Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu penuh optimistis.

Dr Baiq Mulianah, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Nusa Tenggara Barat (NTB) yang tampil sebagai penceramah terakhir membenarkan apa yang disampaikan Kiai Asep Saifuddin Chalim dan Ustadz Yusuf Mansur. Ia juga mengaku telah membutkikan kekuatan doa dalam mengantar sukses dirinya. Ia tak menyangka akan ditunjuk sebagai Rektor UNU NTB. Tapi, kata dia, semua ini berkat Allah SWT.

Baca Juga: Aqiqah Cucu ke-20 Kiai Asep, Prof Ridwan Nasir Singgung Rabiah Al Adawiyah dan Khofifah

“Jadi semua Allah yang mengatur sehingga hari ini pun saya bisa ada di sini di depan ibu-ibu,” kata Ketua Pergunu dan Sekretaris PW NU NTB itu.

Bahkan ia mengaku awalnya sempat diragukan ketika ditunjuk memimpin UNU NTB. Terutama karena ia perempuan. Tapi - lagi-lagi – berkat doa dan pertolongan Allah, hanya selang empat tahun UNU telah punya sekitar 1.500 mahasiswa. “Saya kemarin baru mewisuda pertama mahasiswa UNU NTB,” katanya disambut tepuk tangan ribuan ibu-ibu NU.

Ia juga menjadi pengasuh Pondok Pesantren Al-Mansyuriah Ta’limusyibyan Bonder Lombok Tengah NTB untuk menggantikan suaminya, TGH A Taqiuddin Mansyur, yang wafat. Menurut dia, semua itu diatur oleh Allah SWT. “Santrinya sekitar 2.500,” kata Baiq yang disambut tepuk tangan lagi.

Baca Juga: Khofifah Kembali Dinobatkan sebagai 500 Muslim Berpengaruh Dunia 2025

Yang kocak, ketika penceramah KH Rahmat Afandi tampil. Muballigh asal Pasuruan itu membuat ibu-ibu tak henti-henti tertawa berkat ceramahnya yang lucu. Temanya sederhana soal pentingnya kejujuran dan kerukunan. “Ibu-ibu kalau rukun bisa duduk bersama seperti sekarang ini,” katanya. “Ibu-ibu kalau rukun juga bisa ngerasani kiainya secara bersama-sama,” katanya. Kontan ibu-ibu tertawa.

Ia juga mengungkap pengalaman pribadinya. Ia mengaku pernah diundang ceramah dan diberi amplop berisi uang Rp 300 ribu. Uang itu ia simpan di dalam kaos kaki agar tak ketahuan istrinya. Tenyata ia lupa. “Kaos kaki saya dicuci oleh istri saya,” katanya disambut tawa ibu-ibu. “Ini akibatnya kalau tak jujur,” katanya.

Sementara Muhammad Al-Barra, putra Kiai Asep Saifuddin Chalim yang kini calon wakil bupati Mojokerto mengungkap peran penting seorang ibu. Ia bercerita sebuah hadits ketika Rasulullah ditanya sahabat siapa yang harus dihormati. Rasulullah, kata Gus Bara – panggilan akrab Muhammad Al- Barra – selalu menjawab: ibumu hingga tiga kali. “Baru setelah menjawab ibumu hingga tiga kali, Nabi menjawab ayahmu,” kata Gus Barra.

Baca Juga: Bersama Gus Reza Lirboyo, Khofifah Minta Baca Al Quran Satu Hari Satu Juz dan Perbanyak Shalawat

Tidak hanya itu. “Doa seorang ibu bisa menembus langit ketujuh,” kata Gus Barra yang alumnus Unvniersitas Al-Azhar Mesir sembari menyampaikan terima kasih kepada para ibu-ibu NU yang hadir. “Kata panitia jumlah ibu-ibu yang hadir 13.000 sampai 14.000 orang,” katanya.

Ketua NU Mojokerto Istatik membantah acara Tahlil dan Pengajian Akbar ini digelar untuk kepentingan Pilkada. Menurut dia, acara ini sudah dirancang sejak sembilan bulan lalu

Sementara Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Pawaransa yang dijadwal hadir ternyata tak datang. Ketua Umum PP NU itu rapat mendadak di Gedung Grahadi terkait kasus virus corona. (MA)

Baca Juga: Elektabilitas Terus Melejit, Khofifah: Banyak Doa Kita Temukan di Pasar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Detik-Detik Warga Desa Lokki Maluku Nekat Rebut Peti Jenazah Covid-19':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO