MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Di tengah ketakutan terhadap serangan ganas virus corona, ternyata ibu-ibu Muslimat NU masih rela hadir pada acara Tahlil dan Pengajian Akbar yang digelar Muslimat NU Kabupaten Mojokerto di kampus Institut KH Abdul Chalim (IKHAC) Pacet Mojokerto, Ahad (15/2/2020). Saking membeludaknya bahkan warga Muslimat NU itu sempat menghijaukan kampus IKHAC yang didirikan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA itu.
Saat memberi sambutan, Kiai Asep minta agar masyarakat tidak panik dan takut berlebihan denga virus corona. “Kita harus banyak membaca laa hawla walaa quwwata illa billah,” kata Kiai Asep saat memberikan sambutan di depan ribuan warga Muslimat NU. “Ini ada haditsnya,” tambahnya.
BACA JUGA:
- Bersama Baznas, Khofifah santuni 500 Yatim dan Dhuafa di Kota Mojokerto
- Peringati 75 Tahun Diplomasi Australia-Indonesia, Khofifah Apresiasi Kinerja Fionna Hoggart
- Diawali Santunan Anak Yatim, Khofifah Lantik Pengurus PW Muslimat NU Sumbar
- 280 Santri Amanatul Ummah Lolos SNBP, 31 Siswa Diterima Kedokteran, Kuliah di Luar Negeri Beasiswa
Menurut Kiai Asep, kita memang harus hati-hati dan waspada terhadap keganasan virus corona. “Tapi kita sebagai orang muslim punya iman dan keyakinan bahwa semua itu Allah yang mengatur. Kelebihan kita umat Islam karena kita punya iman sehingga kita tidak panik,” tegas Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE.COM seusai acara.
Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu menegaskan bahwa menurut hadits, kalimat lahawla itu bisa menangkal 99 penyakit. Termasuk virus corona. “Karena itu kita harus yakin karena ini hadits,” katanya.
Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, ribuan warga Muslimat NU dari berbagai kawasan Kabupaten Mojokerto tumplek blek di kampus IKHAC Mojokerto. Mereka mengikuti Tahlil dan Pengajian Akbar yang digelar Muslimat NU Kabupaten Mojokerto, Ahad (15/3/2020). Para ibu-ibu Muslimat NU itu tidak hanya memenuhi halaman kampus IKHAC tapi meluber ke Gedung Pascasarjana dan depat Guest House.
Hadir dalam acara itu Ustadz Yusuf Mansur sebagai penceramah. Dalam taushiahnya, Ustadz kondang asal Betawi itu minta ibu-ibu Muslimat NU jangan tergantung kepada selain Allah SWT. Menurut dia, Allah Maha Kaya. Bagi Allah, kata dia, tidak ada yang tidak mungkin. Karena itu ia minta ibu-ibu Muslimat NU hanya minta kepada Allah saja, tidak kepada yang lain. Tentu juga dibarengi ikhtiar.
Ustadz Yusuf Mansur mencontohkan kampus Institut KH Abdul Chalim yang didirikan oleh Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA. Menurut dia, kampus megah dan besar yang kini ditempati acara pengajian akbar itu berdiri juga berkat doa dan cita-cita tinggi Kiai Asep Saifuddin Chalim.
Ustadz yang sering tampil di layar tv itu bahkan meyakinkan para ibu-ibu Muslimat NU agar segera pergi ke toko emas di pasar usai pengajian. Lalu berdoa agar harga emas itu dimurahkan. “Lihat keajaiban doa dan ikhtiar Anda,” kata Ustadz Yusuf Mansur.
Kiai Asep membenarkan taushiah yang disampaikan Ustad Mansur. Ia lalu bercerita tentang bukti kehebatan doa sehingga membuat orang sukses.
“Saya ini dulu kuli bangunan,” kata Kiai Asep mencontohkan kehebatan doa yang membuat dirinya sukses dan kaya raya. Ia juga bercerita bagaimana ia merintis pembangunan Pondok Pesantren Amanatul Ummah tanpa modal uang memadai tapi lebih banyak ikhtiar dan berdoa.
Ternyata, ia kini sukses berkat istiqomah salat malam dan berdoa kepada Allah SWT. Bahkan Kiai Asep kini mempunyai 9.000 santri, termasuk santri dari delapan negara asing.
Karena itu ia kini merintis International Islamic University yang bisa memberi beasiswa kepada mahasiswa di seluruh dunia. Selama ini, kata dia, bangsa Indonesia kalah dengan Mesir. Padahal gaji dosen dan guru besar di Mesir jauh lebih kecil dibanding gaji dosen dan guru besar Indonesia.