KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Mengantisipasi adanya gelombang kedatangan pemudik, Pemerintah Kota Kediri mengambil langkah cepat dengan membuat tempat observasi hingga ke tingkat kecamatan. Sebelumnya, Pemerintah Kota Kediri juga telah membuat tempat observasi yang bertempat di Gedung Kampus I Politeknik Kediri.
Langkah tersebut diambil Pemerintah Kota Kediri untuk menekan penyebaran virus corona yang terus meluas di berbagai daerah di Indonesia.
Baca Juga: Kota Kediri Jadi Tuan Rumah Gebyar Hateri Ke-39, Pj Zanariah Buka Rakor Persiapan
Hal itu diungkapkan Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar dalam video conference bersama camat dan lurah se-Kota Kediri, Senin (6/4).
Dikatakan oleh wali kota, kedatangan orang mudik bisa saja pekerja migran dari luar negeri, atau orang yang datang dari daerah-daerah yang menjadi epicentrum.
“Kecamatan akan ada tempat observasi. Bisa di aula atau dicarikan tempat. Nanti disekat menjadi dua, putra dan putri. Kita memilih di kecamatan agar tenaga kita terakomodir semua,” ujarnya.
Baca Juga: Pj Wali Kota Zanariah Harap PGRI Kota Kediri Semakin Solid Majukan Mutu Pendidikan
Lebih lanjut, wali kota yang lebih akrab disapa Mas Abu ini menambahkan bahwa warga yang datang ke Kota Kediri tidak hanya melalui terminal atau stasiun. Namun, bisa saja menggunakan travel, sewa mobil, atau kendaraan pribadi. Untuk itu kelurahan harus bekerja sama dengan RT dan RW untuk mendata setiap orang yang datang.
“Bukan mendiskriminasi, tapi lebih ke pendataan nanti biar bisa di-tracing. Nanti yang masuk dari daerah epicentrum bisa dioberservasi,” imbuhnya.
Mas Abu berharap langkah ini bisa menjadi gerakan bersama antara warga dan pemerintah. Nantinya masyarakat akan semakin sadar dengan kondisi ini.
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Beri Arahan ke Peserta Uji Kompetensi
“Sebisa mungkin nanti harus diawasi. Kalau mau isolasi mandiri nggak apa-apa. Tapi kalau orangnya bandel bisa dikirim ke Poltek. Jika nanti ada yang dari luar membawa virus kita bisa meminimalisir risiko agar warga kita tidak tertular. Sekarang banyak sekali orang tanpa gejala tapi mengidap Corona. Saya khawatir yang kena nanti bayi atau orang tua di atas 50 tahun,” pungkas Mas Abu. (uji/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News