SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat, Letjend TNI Doni Monardo memuji langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya dalam menangani wabah Covid-19.
Hal itu disampaikannya saat berkunjung ke Balai Kota Surabaya bersama Menteri Kesehatan Letjend TNI (pur) Dr. dr Terawan Agus Putranto.
Baca Juga: Menteri ATR/BPN Siapkan 50 Hektare untuk Relokasi Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Pada kesempatan itu, ia mengatakan bahwa Pemkot Surabaya sudah melakukan langkah-langkah yang sangat baik. Peningkatan kasus terkonfirmasi yang dialami Surabaya merupakan buah kerja keras dalam melakukan tracing dan pengambilan sampel di berbagai lingkungan masyarakat.
“Tentunya tak mudah untuk mendapatkan informasi daerah yang kawasannya banyak yang positif. Ini langkah yang strategis dan sangat cerdas,” terangnya, Selasa (2/6).
Mantan Danjen Kopasus ini berharap, pasien yang saat ini dirawat kemudian sembuh, agar mendonorkan plasmanya kepada pemerintah untuk pengobatan pasien yang sakit berat. Berdasarkan data pemerintah kota, sebanyak 226 kasus kematian akibat Covid-19 memiliki riwayat penyakit penyerta.
Baca Juga: Bersama Australia Government, BNPB Gelar Misi Pemantauan Program Siap Siaga
Oleh karena itu, ia meminta agar jenis penyakit penyerta itu dipelajari, kemudian diinformasikan ke masyarakat agar berhati-hati. Menurutnya, di Jawa Timur itu penyakit penyerta yang paling tinggi adalah diabetes, kemudian hipertensi. “Makanya, yang memiliki diabetes harus diingatkan agar berhati-hati,” tuturnya.
Doni berpesan, langkah mitigasi atau pencegahan juga harus dilakukan agar sedikit yang terpapar Covid-19. Kemudian, langkah sosialisasi yang masif ke masyarakat juga perlu disampaikan. Menurutnya, kalau tidak diikuti dengan penjelasan yang maksimal, maka warga akan merasa aman-aman saja. Apalagi, di beberapa daerah di luar jawa sudah ada pembukaan menuju masyarakat yang produktif dan konstruktif.
“Selama kasus Covid-19 berada di tengah masyarakat, kita tak boleh lengah. Penerapan protokol kesehatan harga mati. Kalau kita abaikan, tak disiplin dan tak menggunakan masker, tak menjaga jarak dan tak rajin cuci tangan, tentu akan membahayakan. Apalagi bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta,” imbuhnya.
Baca Juga: Terima Pin Emas dari BNPB, Khofifah Serukan Kolaborasi
Doni juga menjelaskan bahwa ada tiga sumber penularan Covid-19, yakni melalui mata, hidung, dan mulut. Untuk itu, ia meminta untuk sesering mungkin cuci tangan dan selalu menggunakan masker, karena seringkali tak sadar menyentuh barang, sehingga seseorang menjadi terpapar. “Kebiasaan bersin dengan tak menutup mulut menimbulkan ancaman bagi lainnya,” tegasnya.
Ia menegaskan, Presiden Joko Widodo telah memikirkan bagaimana agar masyarakat aman dari Covid-19 ini, namun kegiatan produktif tetap bisa dilaksanakan. Pasalnya, tak memungkinkan untuk memilih salah satu, kesehatan saja atau bidang kegiatan ekonomi masyarakat.
“Kalau kita memilih salah satu, seperti makan buah simalakama. Dimakan Bapak mati, gak dimakan Ibu mati,“ katanya
Baca Juga: Ketua Kwarda Pramuka Jatim dan Adhy Karyono Terima Penghargaan Pin Emas dari BNPB
Karenanya, ia meminta semua elemen masyarakat untuk bersatu melawan Covid-19 ini. Ia juga terus mendorong kegiatan pengamanan supaya tak terpapar Covid-19. “Kami juga meminta aktivitas harus dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan disiplin yang tinggi,” pungkasnya. (ian/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News