MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag dan para habaib dan ulama di Jawa Timur mengakhiri munajat nasional untuk ikhtiar menghilangkan Covid-19 dari bumi Indonesia, Kamis (4/6/2020) malam.
Munajat para habaib dan ulama yang dipimpin Kiai Asep Saifuddin Chalim itu diakhiri di Masjid Raya KH Abdul Chalim, M.Ag Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Pacet Mojoketo, Jawa Timur.
Baca Juga: Kampanye Akbar, Tak Banyak Pidato, Khofifah dan Gus Barra Sibuk Bagi Souvenir & Borong Kue Pengasong
“Alhamdulillah kita secara istiqamah telah melakukan munajat salat malam, istighatsah dan doa bersama sampai malam ini. Malam ini munajat yang ke-9 dan merupakan munajat regional dan nasional yang terakhir. Silakan para bapak dan ibu sekalian terus melanjutkan di rumah masing-masing,” kata Kiai Asep saat memberikan taushiah.
Meski hasilnya tak bisa diukur secara kasat mata, tapi Kiai Asep bersyukur karena sekarang pemerintah berencana menerapkan new normal. Bahkan masjid yang semula ditutup kini telah dibuka kembali. Padahal, menurut Kiai Asep, menutup masjid adalah dosa besar.
Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng
“Tak ada dosa paling besar selain menutup masjid,” kata Kiai Asep sembari mengutip sejumlah ayat al-Quran dan Hadits.
Menurut dia, Allah SWT murka jika masjid ditutup. “Penutupan atau pengosongan masjid, maka Allah SWT murka,” tegasnya lagi.
Ia mengajak masyarakat berpikir ke depan untuk memasuki new normal. Karena selama ini tatanan kehidupan amburadul gara-gara virus corona. “Selama ini tatanan kehidupan berantakan. Tapi tanaman subur. Berarti ada penyeimbang,” kata pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto itu.
Baca Juga: Aqiqah Cucu ke-20 Kiai Asep, Prof Ridwan Nasir Singgung Rabiah Al Adawiyah dan Khofifah
Karena itu, kita harus menyongsong new normal dengan kebiasaan-kebiasaan baru. “Kita harus berani memulai dengan new normal life,” tambahnya memberi semangat. Artinya, tetap beraktivitas tapi mematuhi secara ketat protokol kesehatan. Karena, menurut Kiai Asep, jika kita tak beraktivitas, maka kehidupan akan lumpuh. “Kita harus sering cuci tangan, pakai masker, dan menjaga jarak,” katanya.
Karena itu ketika mau memulai salat malam, Kiai Asep minta kepada para kiai yang menjadi makmum agar meluruskan shaf tapi dengan jarak. "Lurus, jarang," pintanya.
Baca Juga: Elektabilitas Terus Melejit, Khofifah: Banyak Doa Kita Temukan di Pasar
Ia juga minta masyarakat terus melakukan ikhtiar batin dengan cara bermunajat kepada Allah SWT. Terutama melanjutkan salat malam, istighatsah dan doa di rumah masing-masing. Ia juga minta agar kita meningkat kekhusu’an dan keikhlasan kita dalam bermunajat. “Kita harus khusuk, khusuk, khusuk, dan ikhlas, ikhlas, dan ikhlas,” pintanya. “Ikhlas itu seperti nyawa dalam tubuh,” tambahnya.
Acara munajat ini diawali khataman al-Quran oleh para santri Amanatul Ummah. Lalu dilanjutkan salat Isya. Usai salat Isya dilanjutkan salat hajat 12 rakaat dengan 6 kali salam. Lalu salat witir tiga rakaat dengan dua kali salam.
Acara munajat juga diisi taushiah oleh Kiai Asep. Lalu diakhiri doa yang dipimpin secara bergantian oleh para kiai. Antara lain: Habib Ali dari Pasuruan, KH Ahyar dari Surabaya, KH. Muhamad Roziqi (Ketua Dewan Masjid Indonesia Jawa Timur), Dr. KH. M. Sujak (Kepala Badan Pengelola Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya), Syaikh Barkawi (guru tugas dari Universitas Al-Azhar Mesir), Dr KH Ahmad Mukarrom, dosen UIN Sunan Ampel, KH Jamaluddin (Rais Syuriah PCNU Probolinggo), KH Abdul Adzim (Rais Syuriah PCNU Mojokerto), dan para kiai lain dari berbagai daerah Jawa Timur.
Baca Juga: Ketum Pergunu Prof Kiai Asep: Ratu Zakiyah Simbol Idealisme Kita
Seperti diberitakan BANGSAONLINE.COM, ikhtiar untuk melenyapkan virus corona itu, Kiai Asep selain membagikan 300 ton beras dan 40.000 sarung serta uang Rp 50 ribu per orang kepada para relawan penanganan Covid-19 dan warga terdampak secara sosial ekonomi virus corona, juga menggelar dua bentuk munajat. Pertama, Munajat Khusus Surabaya Raya dengan mengundang para kiai dari kawasan Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Munajat khusus ini tiap malam hingga tanggal 8 Juni mendatang,.
Kedua, Munajat secara regional dan nasional yang digelar tiap Kamis malam Jumat untuk ikhtiar batin melenyapkan Covid-19 dari seluruh Indonesia dan semua negara, khususnya Jawa Timur.
Munajat regional dan nasional itu diakhiri Kamis (4/6/2020) tadi malam. Banyak tokoh yang sempat hadir dan ikut munajat yang digelar tiap Kamis malam Jumat itu. Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak bahkan sempat datang empat kali. Lalu Ketua MUI Jawa Timur KH Abdusshomad Buchori tiga kali. Juga Habib Hasan Mulachela Solo Jawa Tengah dan para pengurus Muslimat NU baik Surabaya maupun Jawa Timur. Sedang Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa hadir saat acara silaturahim dengan para kiai. (MMA)
Baca Juga: Kiai Asep Bentuk Saksi Ganda Mubarok dan Khofifah-Emil, Gus Barra Siap Biayai Siswa Berprestasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News