Disiapkan 20 Dokter, Menu Kecambah, Besok Ribuan Santri Amanatul Ummah Kembali ke Pondok

Disiapkan 20 Dokter, Menu Kecambah, Besok Ribuan Santri Amanatul Ummah Kembali ke Pondok Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag, foto: MMA/ bangsaonline.com

MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Sekitar 10 ribu santri Pondok Pesantren Pacet Mojokerto Jawa Timur akan kembali ke pondok, besok, 7 Juni 2020. Tapi mereka didatangkan secara bertahap, tidak sekaligus. Pihak pesantren juga menyiapkan sekitar 20 dokter untuk mereka.

“Mereka akan didatangkan secara bertahap selama 11 hari,” kata Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag, kepada BANGSAONLINE.COM, usai munajat ikhtiar melenyapkan covid-19 dari bumi Indoneisa, Jumat (5/6/2020) malam.

Baca Juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Ponpes Amanatul Ummah Ubah Sistem Pembelajaran

Jadi, santri sebanyak 10 ribu orang itu akan didatangkan secara bergelombang agar tidak melanggar protokol kesehatan Covid-19 dan juga tidak merepotkan pondok pesantren.

“Nanti mereka diturunkan agak jauh dari pondok, yaitu di kampus KH Abdul Chalim,” kata Kiai Asep, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Surabaya dan Pacet Mojokerto.

Kenapa mereka harus diturunkan agak jauh dari pondok? Menurut Kiai Asep, mereka harus melalui proses pemeriksaan. “Mereka juga harus membawa surat hasil rapid test dari rumah masing-masing,” kata mantan ketua PCNU Kota Surabaya itu.

Baca Juga: Kiai Asep Beri Reward Peserta Tryout di Amanatul Ummah, Ada Uang hingga Koran Harian Bangsa

Tapi para ahli kesehatan menilai tak cukup surat dokter dari rumah, karena mereka di perjalanan juga rawan terpapar Covid-19? “Kita siapkan sekitar 20 dokter di pondok,” kata Kiai Asep yang ketua umum Pengurus Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu.

Para dokter itu alumni yang dulu dapat beasiswa atas upaya pondok pesantren yang diasuh Kiai Asep. “Jadi mereka memang ada kewajiban untuk mengabdi di ,” kata Kiai Asep.

Menurut Kia Asep, pihak pondok pesantren juga menyiapkan dua ruang isolasi. “Ini bukan untuk Covid-19, tapi takut ada yang sakit. Ya sakit biasa,” kata Kiai Asep. Bahkan, tutur Kiai Asep, kini ia juga telah membeli dua mobil ambulans untuk antisipasi santri sakit.

Baca Juga: Kampanye Akbar, Tak Banyak Pidato, Khofifah dan Gus Barra Sibuk Bagi Souvenir & Borong Kue Pengasong

Putra kiai salah satu pendiri NU, KH Abdul Chalim, itu menegaskan bahwa akan maksimal dalam upaya menjaga kesehatan mereka. Karena itu, menurut Kiai Asep, selama proses ajar-mengajar, para santri dan semua guru serta pihak yang terlibat harus mematuhi protokol kesehatan. Mereka harus pakai masker, cuci tangan dan menjaga jarak.

“Semua santri, guru, dan satpam harus pakai masker,” kata Kiai Asep.

Bukan hanya itu, menu makanan para santrinya akan diprioritaskan konsumsi yang mengandung imunitas. “Tiap hari diberi kecambah, telur (rebus), dan itu sudah disepakati (rapat pengurus),” kata Kiai Asep. Selain itu para santri juga diberi vitamin C tiap hari.

Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng

Menurut Kiai Asep, mereka selama di pondok pesantren juga tak boleh dijenguk oleh siapa pun. “Termasuk keluarganya,” kata Kiai Asep.

Dan yang penting lagi, para santri juga harus salat malam. “Itu sudah menjadi kebiasaan selama ini,” katanya. Para santri itu, kata Kiai Asep, juga akan dijaga dengan membaca lailahaillallah 300 kali setiap hari dan juga lahaula walaquwwata illa billah juga 300 kali setiap hari. “Dua kalimat itu menjadi bacaan wajib tiap hari,” kata Kiai Asep.

Nah, dengan berbagai upaya itu Kiai Asep akhirnya tawakkal. “Ya sudah, tawakkal kita. Sudah dibentingi dengan berbagai macam hal,” katanya. (MMA)

Baca Juga: Aqiqah Cucu ke-20 Kiai Asep, Prof Ridwan Nasir Singgung Rabiah Al Adawiyah dan Khofifah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO