SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pengasuh Pondok Pesantren Amanaul Ummah Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag, menilai sangat kejam, jika ada pengusaha memanfaatkan kondisi Covid-19 untuk mem-PHK karyawannya lalu mengganti dengan tenaga outsourcing.
“Kejam sekali, jika informasi itu benar,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim usai menggelar munajat salat malam, istighatsah, dan doa bersama episode ke-5 di lingkungan Pondok Pesantren Amanatul Ummah Jalan Siwalankerto Utara Surabaya, Jumat (5/6/2020) malam.
Baca Juga: Kampanye Akbar, Tak Banyak Pidato, Khofifah dan Gus Barra Sibuk Bagi Souvenir & Borong Kue Pengasong
Padahal, tutur Kiai Asep, perusahaan itu dalam kondisi sehat. “Produksinya jalan terus,” kata Kiai Asep. Kecuali, jika perusahaan memang vakum, akibat virus corona, sehingga tak bisa membayar karyawan.
(Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag. foto: MMA/ BANGSAONLINE.COM)
Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng
Memang, secara bisnis, cara-cara seperti itu sangat menguntungkan. Karena selain bisa dapat tenaga baru, juga biayanya jauh lebih murah. “Tapi itu kejam,” kata Kiai Asep. Sebab, kata Kiai Asep, orang yang terkena PHK sangat menderita dan terpukul. “Ada yang sampai stroke,” kata Kiai Asep.
Karena itu, Kiai Asep mengimbau agar para pengusaha mempertimbangkan sisi kemanusiaan dalam kondisi Covid-19 ini. Bahkan, Kiai Asep mengajak agar para pengusaha ikut peduli terhadap dampak sosial ekonomi Covid-19.
Kiai Asep sendiri selama ini intensif membantu warga terdampak sosial ekonomi Covid-19. Kiai yang dikenal kaya sekaligus dermawan itu membagikan 300 ton beras dan 40.000 sarung, serta uang Rp 50 ribu per orang kepada para relawan Covid-19 dan warga yang terdampak secara sosial ekonomi virus Corona.
Baca Juga: Aqiqah Cucu ke-20 Kiai Asep, Prof Ridwan Nasir Singgung Rabiah Al Adawiyah dan Khofifah
Selain itu, Kiai Asep juga memobilasi para kiai dan habaib untuk munajat kepada Allah SWT. Mantan Ketua PCNU Kota Surabaya itu menggelar salat malam, istighatsah, dan doa bersama secara khusus untuk Surabaya Raya yang meliputi Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik.
Sebelumnya, selama sembilan kali Kiai Asep menggelar munajat nasional. Munajat tiap malam Jumat itu dimulai sejak Nisfu Sya’ban dan diakhiri pada Kamis (4/6/2020) lalu. Berbeda dengan munajat lokal untuk Surabaya Raya yang pesertanya para kiai dari Surabaya, Sidoarjo dan Gresik, munajat regional dan nasional pesertanya para kiai dan habaib dari daerah seluruh Jawa Timur.
Baca Juga: Elektabilitas Terus Melejit, Khofifah: Banyak Doa Kita Temukan di Pasar
Meski demikian, munajat khusus Surabaya Raya sangat vital. Sebab di kota Surabaya dan Sidoarjo inilah penyebaran virus corona paling besar dan terus bertambah. Bahkan 70 persen dari total jumlah kasus Covid-19 di Jawa Timur berada di dua kota ini, terutama Surabaya.
Karena itu Kiai Asep lalu berinisiatif menggelar munajat khusus untuk Surabaya Raya. Muajat ini terus berlangsung. Jumat (5/6/2020) tadi malam adalah malam kelima untuk munajat Surabaya Raya. Ikhtiar untuk menghilangkan covid-19 itu digelar tiap malam hingga 8 Juni mendatang.
Dalam munajat tadi malam, Kiai Asep mengajak masyarakat agar selalu membaca istighfar. Menurut putra salah satu kiai pendiri NU, KH Abdul Chalim, itu membaca istighfar akan menghilangkan kegundahan dan memberi jalan keluar. “Ini menurut Hadits,” kata Kiai Asep sembari membaca Hadits tersebut.
Baca Juga: Ketum Pergunu Prof Kiai Asep: Ratu Zakiyah Simbol Idealisme Kita
Selain itu Kiai Asep juga minta masyarakat secara istiqamah membaca kalimat lailaha illallah dan lahaula walaquwwata illa billah. Dua kalimat ini, kata Kiai Asep, akan menghilangkan virus corona sekaligus menyelamatkan kita dari Covid-19. “Saya kalau salaman selalu membaca lahaula walaquwwata illa billah dan lailaha illallah,” kata Kiai Asep kepada BANGSAONLINE.com.
Acara munajat ini diakhiri doa bersama yang dipimpin secara bergantian oleh para kiai. Antara lain oleh KH Munif (MUI Surabaya), Syaikh Barkawi (ulama dari Universitas Al-Azhar Mesir yang bertugas di Amanatul Ummah), KH Ahyar (Surabaya), KH Fathurrochman (Wakil Ketua PCNU Surabaya), KH Abdi Manaf (mantan Ketua PCNU Sidoarjo) dan para kiai lain dari Gresik, Sidoarjo dan Surabaya. Sedang doa pamungkas dipimpin oleh Kiai Asep Saifuddin Chalim. (tim)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News