SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Di ujung Timur Pulau Madura, Sumenep, sudah ada yang mengalami krisis air bersih alias kekeringan. Seperti yang dialami warga Desa Montorna, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep.
Untuk mendapatkan air bersih, warga harus berjalan kaki sejauh 3 kilometer ke sumber air untnuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apabila tidak mampu jalan kaki, warga bisa mendapatkan air bersih dengan cara membeli, dengan harga berkisar Rp 300 ribu hingga Rp 350 ribu per pikap.
Baca Juga: Selama Kekeringan, BPBD Sumenep Terus Distribusikan Air Bersih untuk Masyarakat
Hal itu diakui kepala Desa Montorna, Achmad Junaidi. Ia mengatakan wilayahnya mulai dilanda kekeringan yang mengakibatkan krisis air bersih. Padahal, saat ini baru memasuki musim kemarau.
"Sebenarnya bagi kami, kondisi ini sudah biasa kami alami yang berlangsung setiap tahun saat musim kemarau tiba," ujarnya, Selasa (14/07).
Dalam waktu dekat, pihaknya akan melaporkan kejadian ini kepada instansi terkait yakni Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep, agar mendapat suplai air bersih.
Baca Juga: BPBD Sumenep Siap Antisipasi Bahaya Kekeringan
Sedangkan untuk solusi jangka panjang, Junaidi mengaku berencana melakukan pengeboran air. "Warga kami mulai kesulitan air bersih, semoga ada solusi bagi desa kami, agar di setiap musim kemarau tidak selalu kekurangan air bersih," harapnya. (aln/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News