Libatkan Semua Unsur untuk Percepatan Penurunan Stunting

Libatkan Semua Unsur untuk Percepatan Penurunan Stunting Peserta Rembuk Stunting berfoto bersama seusai acara. (foto: Kominfo)

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Kesehatan kembali menggelar Sarasehan dan Rembuk Stunting Dalam Rangka Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting melalui Pemanfaatan Dana Desa dengan peran serta DP2KBP3A.

Di masa pandemi Covid-19, acara dilaksanakan dengan menjalankan protokol kesehatan dengan ketat. Seperti dicek suhu badan sebelum memasuki gedung, menggunakan desinfektan, menjaga jarak serta wajib memakai masker.

Baca Juga: Peringati HUT Korpri, Pjs Bupati Kediri Dorong ASN Lebih Adaptif dengan Perkembangan Teknologi

Acara tersebut digelar di Gedung Grahatama Balai Desa Kepung, Kecamatan Kepung, Rabu (15/7/20).

Turut hadir Camat Kepung, Sumarlan, S.H., M.Si., Kepala UPTD Puskesmas Kepung, drg. Agus Ahmadi, Sp.Kga, perwakilan dari Dinkes Kab Kediri, Achmad Sidiq, S.T.P., Ketua TP PKK Kepung, Kades Kepung Hj. Ida Arif, S.H., serta perwakilan dari instansi terkait.

Sumarlan dalam sambutanya mengatakan, stunting ini merupakan salah satu permasalahan yang tidak bisa diselesaikan sendirian.

Baca Juga: Bagikan PTSL di Dua Desa, Pjs Bupati Kediri Imbau Warga Jaga Bidang Tanah Masing-Masing

“Sehingga pelaksanaan sarasehan ini melibatkan semua unsur dan lini, yang diharapkan timbul sinergitas satu sama yang lain yang nantinya bisa menurunkan angka stunting di wilayah Desa Kepung. Penurunan angka stunting merupakan salah satu program prioritas Pemerintah, walaupun situasinya berat karena adanya pandemi Covid-19, harus tetap kita laksanakan,” jelas Camat Kepung.

“Dengan bantuan dan pemikiran bersama ini, kita bisa mengoptimalkan semua potensi dalam rangka mengentaskan stunting yang ada di wilayah Kecamatan Kepung, khususnya di Desa Kepung,” harap Sumarlan.

Sementara Kepala UPTD Puskesmas, drg. Agus Ahmadi, Sp.Kga. menjelaskan bahwa balita pendek (stunting) disebabkan gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis.

Baca Juga: Pemkab Kediri Raih Penghargaan Terbaik Keterbukaan Informasi Publik

"Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir, tetapi stunting baru nampak setelah anak berusia 2 tahun,” jelasnya.

Akar dari masalah balita stunting adalah pendidikan rendah, ekonomi, kesadaran tentang kesehatan, pola asuh belum benar, hygiene sanitasi kurang, asi eksklusif kurang, asupan makan kurang, serta infeksi.

drg. Agus Ahmadi memaparkan cara pencegahan stunting yaitu Intervensi Gizi Spesifik (berkontribusi 30 persen) yang ditujukan kepada anak dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan. Intervensi spesifik bersifat jangka pendek, hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif pendek.

Baca Juga: Hingga November 2024, Stok Daging Sapi di Kabupaten Kediri Surplus 2.736,7 Ton

Selanjutnya Intervensi Gizi Sensitif (berkontribusi 70 persen) melalui berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan. Sasarannya adalah masyarakat umum, tidak khusus untuk 1.000 HPK. (adv/kominfo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO