BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Maraknya pemerkosaan dan pelecehan seksual di Bangkalan menjadi perhatian khusus bagi Ikatan Mahasiswa Bangkalan (Ikamaba) Rayon Surabaya. Sabtu (10/8/2020) malam, mereka menggelar website seminar (webinar) dengan tema "Bangkalan Kota Hiperseks?".
Ada tiga narasumber yang dihadirkan, yakni H. Syafiuddin Anggota Komisi V DPR RI yang memberi paparan dari sisi politik dan penguatan anggaran, Dr. Hj. Mutmainah Zainul dari sisi perseptif perempuan dan psikologi, serta Advokat Fahrillah dari sisi penindakan hukum.
Baca Juga: Syafiuddin Ajak Kader PKB Berjuang Menangkan Pilkada Serentak 2024
Menurut H. Syafiuddin, stakeholder perlu memperkuat edukasi sebagai langkah preventif kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual. Ia mengatakan, penanganan kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual tidak bisa dibebankan kepada satu lembaga.
"Dengan maraknya kasus di Bangkalan, bukan saatnya saling menuding, saling menyalahkan, karena semua pihak memiliki peran yang sama. Artinya saling introspeksi diri mulai dari eksekutif, legislatif, yudikatif, termasuk tokoh agama, tokoh masyarakat, dan pemuda desa sendiri," bebernya.
"Yang menjadi kata kunci adalah pentingnya Song Osong Lombhung (gotong royong). Tanpa tanggung jawab bersama, sulit akan dapat ditekan. Karena apa? Terjadinya kasus tersebut ada faktor internal dan eksternal, seperti pengaruh alkohol, narkoba, serta lemahnya pengetahuan agama," ucapnya.
Baca Juga: DPC PKB Bangkalan Usulkan Muhaimin Kembali jadi Ketua Umum 2024-2029
Ia menjelaskan, untuk mengatasi faktor eksternal dibutuhkan peran pemerintah daerah, dari bupati sampai kepala desa. Misalnya, dengan memberikan program edukasi atau pendidikan tentang seks.
Sebagai Anggota Komisi V DPR RI, ia mengaku akan mendorong Kemendes PDTT untuk meningkatkan anggaran. "Agar ke depan kemandirian desa menjadi sentral penguatan desa, menjadi desa mandiri, agar dana desa (DD) dapat dipergunakan semaksimal mungkin," terangnya.
Baca Juga: Berawal Kenalan di TikTok lalu Dicekoki Miras, Siswi SMP di Bangkalan Disetubuhi 2 Pria
"Ke depan saya akan mendorong Kemendes menambah dana desa. Tapi yang jelas dana desa harus tepat pengunaannya, bagaimana dana desa dapat menjembatani penggangguran di desa," pungkasnya.
Sementara, Dr. Mutmainah Zainul menjelaskan tentang pentingnya penguatan tiga pilar pendidikan. Yakni pendidikan keluarga, pendidikan formal, dan pendidikan lingkungan dalam rangka penguatan pendidikan karakter.
Sedangkan Fahrillah, menekankan agar pihak penegak hukum bekerja secara maksimal serta memberikan hukuman maksimal sebagai efek jera bagi pelaku. (uzi/rev)
Baca Juga: Syafiuddin Resmikan Sarana Pendukung Destinasi Wisata di Desa Batangan Bangkalan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News