Ulat Grayak Serang Tanaman Jagung di Kecamatan Purwoasri Kediri

Ulat Grayak Serang Tanaman Jagung di Kecamatan Purwoasri Kediri Salah satu petani saat menyemprotkan pestisida pembasmi hama ulat grayak.

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Munculnya serangan hama ulat grayak yang menyerang tanaman jagung di wilayah Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri direspons cepat oleh Pemerintah Kabupaten Kediri. Melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan setempat melakukan pengendalian terpadu bersama petani.

Sejak dua pekan terakhir hama ulat grayak menyerang tanaman jagung milik petani di Dusun Sengon, Desa Muneng, Kecamatan Purwoasri. Akibat serangan hama ini, tanaman milik petani rusak. Bahkan, ada satu petak lahan seluas 1.400 ru terpaksa dibongkar karena dalam kondisi kritis.

Baca Juga: Kampanye di Kecamatan Kepung, Dhito Dipuji Sebagai Pemimpin Pengayom Petani

Ulat grayak frugiperda (UGF) mulai menyerang tanaman jagung dari rentan usia paling muda 15 hari. Bila tidak segera diatasi, serangan Hama UGF yang dikenal dengan nama ilmiah (Spodoptera frugiperda J.E. Smith) ini bisa berlanjut umur 30 hingga 55 hari. Hama yang berasal dari benua Amerika ini dikenal cepat menyebar.

Merespons kejadian itu, Dinas Pertanian dan Perkebunan menerjunkan petugas di lapangan untuk melakukan pengamatan. Selanjutnya, Dinas memberikan bantuan pestisida kepada petani terdampak.

"Kita serentak untuk mengendalikan hama ulat grayak supaya tidak meluas. Satu hamparan kita kendalikan secara bersama-sama. Karena selama ini petani cenderung mengendalikan pada spot-spot, tetapi ini serentak," ujar Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri, Khairudin, Sabtu (5/9).

Baca Juga: Ribuan Petani di Kabupaten Kediri Gelar Deklarasi Dukung Dhito-Dewi

Menurut Khairudin, pihaknya menggunakan insektisida yang kontak dalam sistem. Ini kebetulan dari Dinas ada pestisidanya, lalu diambil untuk upaya pemberantasan hama. Ini sifatnya bantuan dari Pemerintah Kabupaten Kediri.

"Sedikitnya 30 orang petani terlibat dalam pengendalian hama terpadu ulat grayak. Mereka tergabung dalam Kelompok Tani Padi Unggul. Sementara itu, dari hamparan lahan pertanian seluas 25 hektare yang ada di daerah ini, proses pengendalian sudah berjalan pada 10 hektare. Sementara sisanya, 15 hektare akan segera direalisasikan hari berikutnya," tambah Khairudin. (uji/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO