MOJOKERTO (BangsaOnline) - Ribuan pecinta alam dari berbagai daerah di Jawa Timur menggelar aksi galang tanda tangan di pos pendakian Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sumber Lestari, Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Mojokerto, Senin (26/1).
Para pencinta alam ini menolak rencana Pemkab Mojokerto yang akan membangun akses jalan menuju puncak Gunung Penanggungan. Sebuah spanduk ukuran 2x6 meter dibentangkan didepan pos pendakian Tamiajeng.
Para pecinta alam dari berbagai daerah di Jatim ini pun pun bergantian menorehkan tanda tangan di spanduk bertuliskan 'Save Pawitra Jangan Biarkan Tanah Leluhur Kita Direbut'. Koordinator aksi dari kelompok relawan Save Pawitra (Save Penanggungan), Yahya Setianto mengatakan, aksi penggalangan tanda tangan ini untuk menolak rencana Bupati Mojokerto membangun akses jalan menuju puncak Gunung Penanggungan. Menurutnya, pembangunan jalan baru ini bakal merusak ekosistem hutan.
"Lereng Gunung Penanggungan kan terkenal adanya ratusan situs cagar budaya. Dengan adanya pembangunan jalan ini, tentunya situs purbakala yang belum tergali bisa hilang," tekan Yahya.
Jalan baru menuju puncak Gunung Penanggungan tahun ini akan dibangun dengan konstruksi cor beton. Jalan selebar 7 meter ini dibangun mulai dari pos pendakian di Desa Tamiajeng sampai ke kaki Gunung Penanggungan.
Dari kaki gunung, pemkab akan membangun tangga cor beton selebar 6-7 meter hingga ke puncak gunung. Tak tanggung-tanggung, dana yang dialokasikan dari APBD 2015 mencapai Rp 8 miliar. Jalan baru ini akan mulai dibangun April mendatang. Rencana pembangunan tangga menuju puncak Penanggungan inilah yang diprotes para pecinta alam.