KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Gerakan Desa Inovasi Tani Organik (DITO) terus disosialisasikan kepada para petani di Kabupaten Kediri oleh Calon Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramono dan timnya. Salah satunya adalah dengan menggelar pelatihan tentang pertanian organik.
Tim Kediri Menang, yang merupakan tim pemenangan Dhito, sapaan putra Menseskab Pramono Anung itu, sebelumnya telah mengirimkan tim ahli yang memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik cair secara mandiri di sejumlah kecamatan.
Baca Juga: Petrokimia Gersik Luncurkan Program Kampung Makmur Komoditas Nanas di Kabupaten Kediri
Dhito sendiri akhirnya hadir di Padepokan Siso Blumbang Bulurejo Desa Damarwulan, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, untuk "memanen" dan membagikan pupuk cair hasil praktik pada pada 22 Agustus 2020 lalu, kepada petani yang hadir.
Pupuk cair itu sendiri dibuat saat digelar sosialisasi dan pelatihan pertanian organik, sekaligus praktik pembuatan bakteri starter EM4 dari bahan yang ada di lingkungan sekitar, seperti sisa buah-buahan, ikan, ontong (buah), batang pisang, susu, dan tetes tebu.
Dhito menjelaskan, bahwa upaya ini sebagai langkah menyikapi kondisi lingkungan yang telah mengalami degradasi akibat eksploitasi yang berlebihan pada alam.
Baca Juga: Diskusi Bareng Petani, Bupati Kediri Petakan Potensi Pertanian Jagung
"Dampaknya bisa terlihat, bahwa produktivitas pertanian kini semakin merosot dari tahun ke tahun. Fakta ini harus diberikan pemahaman kepada masyarakat tentang perlunya kembali ke alam (back to nature)," kata Dhito.
Menurur Dhito, Desa Inovasi Tani Organik yang disingkat DITO, merupakan social movement (gerakan sosial) untuk mengembalikan marwah aktivitas bercocok tanam yang mengedepankan prinsip ekologi (ramah lingkungan-red). Karena itu, ia mengajak petani kembali pada penggunaan bahan organik, dengan memanfaatkan bahan yang ada di sekitar.
"Penggunaan pupuk organik juga menjadi jawaban atas tingginya biaya produksi pertanian akibat harga pupuk kimia yang melambung. Kita tidak meninggalkan pupuk kimia, namun pola mixed farming (kombinasi pupuk kima dan organik) setidaknya akan mengurangi beban produksi petani," terang Dhito.
Baca Juga: Program DITO Mulai Tunjukkan Hasil, Produktivitas Padi di Kabupaten Kediri Naik
Masih menurut Dhito, saat ini masih banyak petani di Kabupaten Kediri yang hidup di bawah garis kemiskinan. Jumlahnya mencapai 50.553 KK. Sedangkan jumlah petani perorangan mencapai 81.623 jiwa. "Ini data resmi dari pemerintah (DTKS) ya, dan saya berharap gerakan DITO ini dapat mengurangi beban petani miskin di Kabupaten Kediri," ujar Dhito.
Ditambahkan oleh Dhito, saat audiensi dengan petani tadi, ada beberapa cacatan keluhan petani. Di antaranya saat membutuhkan benih harganya tinggi, di saat panen harganya anjlok. Kemudian di saat musim kemarau kesulitan air, di saat musim hujan terjadi banjir, hama, kelangkaan pupuk, dan sebagainya.
"Namun setelah adanya program Desa Inovasi Tani Organik ini, ditemukan (solusi) bahwa Kabupaten Kediri harus punya benih khusus untuk klaster Kabupaten Kediri. Dan satu sisi, pada saat proses produksi, di sinilah kita harus menekan cost atau biaya yang harus dikeluarkan supaya hasil produksi panen itu bisa berimbang dengan cost yang dikeluarkan pada saat proses penanaman maupun pembuatan pupuk," pungkas Dhito. (uji/rev)
Baca Juga: Dialog Kebangsaan, Bupati Kediri Dorong Pemuda Katolik Kembangkan Pertanian Organik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News