SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKMG) memperkirakan di tahun 2021 ada intensitas curah hujan yang cukup tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, yang disebabkan oleh La Nina.
Potensi ancaman La Nina ini perlu diwaspadai, karena ada potensi curah hujan yang cukup tinggi disertai dengan angin kencang (puting beliung). Dan biasanya ada bencana yang menyertai. Tidak hanya banjir, tapi juga longsor.
Baca Juga: Pemkab Sumenep Libatkan Semua Unsur untuk Antisipasi Bencana Alam Tahun Ini
“Biasanya yang sering terjadi (banjir dan longsor, red) pada saat tingkat curah hujan tinggi,” kata R Abd. Rahman Riadi, Kepala BPBD Sumenep saat diwawancarai wartawan melalui sambungan telepon, Jumat (30/10/20).
Mengantisipasi hal ini, Rahman mengaku sudah menyiapkan logistik atau peralatan. "Saat ini memang masa transisi antara musim kemarau ke musim penghujan. Biasanya setiap musim transisi itu curah hujan memang tidak merata. Biasanya intensitas cukup tinggi disertai angin kencang di beberapa tempat," ungkapnya.
Ia mengungkapkan wilayah rawan atau potensi bencana banjir di Kabupaten Sumenep antara lain di Kecamatan Lenteng, Desa Cangkring dan Desa Sendir. Kemudian Kecamatan Batuan di Desa Babbalan dan Desa Patean.
Baca Juga: Musim Pancaroba, Masyarakat Diminta Waspada Cuaca Ekstrem dan Dampaknya
Sementara daerah rawan terjadi longsor, yakni di Kecamatan Rubaru, tepatnya di Desa Basoka. Selain itu, juga di Kecamatan Guluk-Guluk dan juga di Pragaan Daya.
“Untuk itu, saya mengharapkan kepada masyarakat, bahwa di awal memasuki transisi musim penghujan ini untuk tidak membuang sampah sembarangan,” jelasnya.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat melakukan upaya pencegahan banjir secara mandiri. Misalnya, dengan menyiapkan biopori dan resapan air di rumah masing-masing.
Baca Juga: BPBD Sumenep Siap Antisipasi Bahaya Kekeringan
“Jadi air yang jatuh di pekarangan rumah itu tidak langsung jatuh ke selokan atau ke gorong-gorong dan drainase yang muaranya ke sungai. Akan tetapi langsung diserap biopori,” tambahnya.
Pihaknya juga meminta masyarakat untuk mengupayakan penghijauan daerah-daerah perbukitan, supaya bisa mencegah adanya longsor.
“Kami juga dari sisi mitigasi (upaya mencegah bencana) juga sudah, di beberapa titik yang rawan bencana itu sudah kita berikan rambu peringatan, seperti baliho, banner, dan lain-lain agar waspada,” imbuhnya.
Baca Juga: Cegah Banjir dan Longsor, BPBD Sumenep Imbau Masyarakat Lakukan Reboisasi
Ia juga berpesan untuk menjaga kesehatan, terutama kesehatan lingkungan dan kulit. Karena di musim penghujan biasanya ada penyakit yang menyerta. “Semisalnya demam berdarah, penyakit kulit. Makannya masyarakat diimbau berhati-hati apalagi di masa pandemi,” pungkasnya. (aln/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News