Tim PVMBG Bandung Tinjau Lokasi Tanah Retak di Dukuh Badut

Tim PVMBG Bandung Tinjau Lokasi Tanah Retak di Dukuh Badut Tim PVMBG Bandung didampingi oleh BPBD Kabupaten Kediri saat meninjau tanah retak di Dukuh Badut.

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung melakukan peninjauan langsung ke daerah rawan longsor yaitu tanah retak di Dukuh Badut, Dusun Besuki, Desa Jugo, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Rabu (4/11).

Saat melakukan kunjungan ke daerah rawan bencana tanah longsor itu, Tim PVMBG didampingi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri. Tim menemukan beberapa titik jalan hingga rumah yang mengalami keretakan.

Baca Juga: Tim SAR Gabungan Kediri Raya Bentuk ARC

Setelah peninjauan, BPBD Kabupaten Kediri menunggu surat rekomendasi dari PVMBG Bandung sebagai landasan untuk merelokasi warga.

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Kediri, Saifudin Zuhri, S.Sos., menjelaskan, peninjauan ini dimaksudkan untuk memastikan daerah berpotensi longsor di wilayah Besuki yang berada di kaki Gunung Wilis ini.

"Ada 5 rumah yang terdampak, terdiri dari 4 rumah warga yang terdampak langsung dan 1 rumah warga yang juga kemungkinan tertutup akses jalannya," kata Saifudin Zuhri.

Baca Juga: Delapan Komunitas Pecinta Alam di Kediri Bentuk Gerakan ARC Indonesia

Menurutnya, langkah awal yang dilakukan BPBD Kabupaten Kediri yaitu mengedukasi masyarakat untuk selalu waspada dan mengungsi di penghunian sementara yang sudah disediakan, selama hujan turun.

"Selama bulan Oktober 2020 sampai Februari 2021, seluruh wilayah Indonesia akan mengalami ancaman peningkatan curah hujan akibat La Nina," terang Zuhri.

Sementara itu Kepala Subbidang Mitigasi dan Gerakan Tanah Wilayah Barat Badan Geologi PVMBG Bandung, Sumaryono, mengatakan dari hasil peninjauan ke Dukuh Badut, diketahui pergerakan longsor mengarah timur laut.

Baca Juga: BPBD dan FPRB Kabupaten Kediri akan Bentuk Sembilan Pos Lapangan Relawan

"Dari pengukuran retakan tanah di lokasi, kami menyimpulkan potensi terjadi longsor akan berdampak ke arah 4 rumah warga. Kemudian berdasarkan peta kerawanan longsor yang ada pada data PVMBG, daerah ini memang berpotensi tinggi terjadi longsor," jelas Sumaryono.

Sementara itu, Sunawan, perangkat Desa Jugo mengatakan 4 KK yang rawan terdampak longsor saat ini menempati rumah hunian sementara yang telah dibangun BPBD Kabupaten Kediri. "Sejak tahun 2019, setiap musim hujan mereka sudah terbiasa mengungsi karena takut terjadi longsor," jelas Sunawan.

Baca Juga: Tanggul Sungai Bendo Krosok Jebol Diguyur Hujan Deras, Rumah Warga dan Sawah Terendam Air

Sedangkan Yoko Prasetyo, Ketua RT 05 RW 01 Dukuh Badut, sebelumnya pernah menjelaskan bahwa di RT-nya ada 6 rumah yang dihuni oleh 18 orang. Menurut Yoko, keretakan tanah sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 2017 lalu. Namun warga tidak terlalu khawatir, karena awalnya memang hanya sedikit.

"Tapi saat ini keretakan sudah panjang, sekitar 100 meter lebih. Makanya ketika menjelang malam, lebih-lebih bila sedang hujan, kami akan mengungsi ke barak pengungsian," terang Yoko. (uji)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO