Hari Ke-4, Korban Terseret Banjir Bandang di Desa Blimbing Kediri Belum Ditemukan

Hari Ke-4, Korban Terseret Banjir Bandang di Desa Blimbing Kediri Belum Ditemukan Kalaksa BPBD Kabupaten Kediri, Stefanus Djoko Sukrisno, saat memberi keterangan kepada wartawan. Foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Memasuki hari keempat, Rabu (21/5/2025), pencarian Mbah Tekad (70), seorang nenek yang dilaporkan hilang terseret banjir bandang di Desa Blimbing, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, belum membuahkan hasil.

Padahal, tim SAR (Search and Rescue) gabungan sudah melakukan penyisiran di area aliran Sungai Bruni sampai Sungai Brantas.

Kalaksa BPBD Kabupaten Kediri, Stefanus Djoko Sukrisno, membenarkan bahwa pada hari keempat ini belum ada tanda-tanda korban atas nama Tekad ditemukan.

Ia mengungkapkan, sejak hari pertama dan kedua, Tim SAR Gabungan dari Basarnas Trenggalek, TNI-Polri, dan relawan sudah diterjunkan untuk menyisir Sungai Bruni dan Sungai Brantas.

"Sesuai SOP Ops SAR (pencarian), Jumat (23 /5/2025) lusa sudah masuk hari ke-7. Bila tidak ditemukan, maka operasi SAR akan ditutup," ucapnya di sela-sela mendampingi Wakil Bupati Kediri Dewi Mariya Ulfa di Desa Blimbing, Kecamatan Mojo, Rabu (21/5/2025).

Menurut Djoko, penyebab tanah longsor adalah curah hujan tinggi, sehingga tanah menjadi jenuh dan terjadilah longsor.

Sedangkan penyebab banjir bandang di Desa Blimbing adalah karena Sungai Bruni yang melewati Desa Blimbing meluap dan menerjang dua rumah milik Tekad dan Harianto.

"Lahan di daerah Mojo ini kebanyakan lahan (perbukitan) dan terbuka. Kami juga telah mengimbau kepada warga agar menanami lahan itu dengan tanaman keras," katanya.

Djoko menambahkan, pihaknya juga telah menyiagakan tim siaga bencana desa di masing-masing desa untuk mengantisipasi dan meningkatkan kesiapsiagaan.

Sebelumnya, Ketua Tim SAR Mojo, Candra Kristiawan dari Basarnas Trenggalek, mengatakan sebanyak 50 personel telah diterjunkan dalam operasi pencarian kali ini. Personel terdiri dari unsur Basarnas, Polri, TNI, BPBD, Tagana, dan relawan.

"Kami membagi pencarian menjadi tiga tim. Tim SRU (Search and Rescue Unit) satu dan dua memulai dari SDN Blimbing ke Tanjung, lalu dilanjutkan ke Dawuhan. Sedangkan Tim SRU Tiga, dengan menggunakan perahu karet (RCL) untuk menyisir aliran Sungai Brantas sampai ke Jembatan barat Alun-alun Kota Kediri," ucap Candra. (uji/rev)